Categories

SOCIAL MEDIA

Kamis, 18 Februari 2016

#SassyThursday - Haters.


Haters. Haters. Haters.
Ada yang familiar sama kata diatas? Kata ini makin kesini makin populer, apalagi di kalangan dunia 
maya walaupun ada juga yang dari dunia nyata.
Btw, haters iki opo? Haters adalah orang yang membenci.

Baca punya kak Icha disini:


Hate: benci
-er: Menandakan suatu pekerjaan

Kaya yang gue bilang, haters ini tempat berkembang biaknya di dunia maya, kalau didunia nyata kayaknya malah jarang ya.
Makin kesini, informasi jauh lebih mudah didapet. Dari info tol, pedagang kecil nan kasihan, bayi sakit, ulet dalam coklat, dan juga…..
Kisah kehidupan pribadi.

It’s easy, too easy. Terlalu gampang untuk melacak siapa mantannya Al, apa Instagramnya, kelas berapa mereka pacaran, siapa pacar baru Al, siapa adek pacarnya, pacar adeknya, pekerjaan ibunya. It’s. Too. Damn. Easy.

Karena banyak info berseliweran, pasti  ada yang gak setuju, entah karena ga cocok sama budaya daerahnya, ato hanya karena iri. Jangankan info yang sifatnya ‘memiliki isi’, sebuah gambar aja bisa ngebuat orang terlovable bisa dibenci satu endonesah.

Hebat sekali netizen kita, hebat.

Biasanya haters itu ‘nonjok’ ke artis, tapi sekarang haters itu bisa ‘nonjok’ siapa saja; blogger, politikus, emak-emak yang postnya mendadak viral, siapa aja.
Bahkan gue sekalipun bisa memiliki haters, padahal siapalah gue ini?

Karena gue adalah netizen Indonesia, maka izinkanlah gue berpendapat soal haters di Indonesia.
Sekarang ayo jawab jujur.

Siapa disini yang haternysa Mulan Jameela?
Siapa disini yang hatersnya Bella Shofie?
Siapa disini yang hatersnya Dian Sastro? *ga bakal ada woi*.

Gue jujur aja ngefollow Instagram hatersnya Bella Shofie, tapi gue bukan hatersnya Belsof.
Gue pribadi, memilih untuk tidak membenci siapa-siapa di dunia maya. Even kak Felix Siauw yang minggu lalu gue kritik. Gue emang mengkritik dia, tapi apa gue hatersnya? No.
Gue memang nyinyir di blog, tapi gue sendiri gak membenci siapa-siapa.

Kenapa?

Karena.... Capek keles.

Gue gak mau menginvestasikan perasaan terlalu besar dalam dunia maya. Karena ya… In cuma dunia maya. Semu banget, dan dunia sesemu ini gak pantes untuk gue kasih ‘hati’ terlalu banyak, apalagi cuma buat ngebenci orang.

“Kok terlalu besar?”

Karena benci itu emang perasaan yang cukup besar dan berat. Lu harus siap-siap emosi mendadak, siap-siap nulis berparagraf-paragraf, maki-maki orang, nambah dosa, dan lucunya kita gak tau orang itu aslinya kayak gimana.

Isitilahnya: kita membenci sebuah bayangan.
Kita benci sesuatu yang ga kita tahu, ga kita hidupi dan lucunya kita kadang terlalu ‘niat’ buat membenci ‘bayangan’ itu.

Gue sih menolak untuk dibebani oleh bayangan. Gue menolak untuk benci Belsof karena ya gue gak kenal dia, gue cuma tertarik settingannya dia aja, tapi gue gak benci dia sama sekali.

Kayak Mulan Jameela, gue gak bisa benci dia walaupun beritanya udah ga karuan. Kenapa? Karena gue gak tau aslinya gimana. Kalian tau gak aslinya gimana? Nggak kan? Terus kenapa membebani diri  dengan membenci sesuatu yang jauh banget sama kita?
Bisa aja karena Ahmad Dhani yang emang goda-godainnya parah.
Bisa aja karena AD-ME yang udah gak akur dari dulu.
Ya apapun bisa. Tapi kita gak tau itu.

Ada yang bilang gini: kita jadi haters biar dia SADAR sama perbuatannya!

Pendapat gue? Dia gak bakal peduli lo ngomong apa.
Dia udah gede, udah bisa mikir sendiri, udah bisa ngambil kesimpulan sendiri, cuma dia yang tau semua dibalik ini.
Dengan lo ceramah berparagraf-paragraf, gak akan membuat dia ato artis lain berubah. Karena mereka masa bodo sama lo, sama kita, sama orang yang gak dia kenal. Lagian siapa deh kita? Emang yakin banget si artis bakal dengerin kata kita? Nggak lah.

Lu sendiri emangnya mau dengerin kata stranger tentang rumah tangga lu? Yang mereka sendiri gak tau? Dan lu kan gak nanya pendapat mereka. Ngapain banget.

Jadi, apa gue pernah ikut war-waran di dunia maya?
Pernah, waktu itu karena temen gue dibully karena tulisannya tentang Breastfeeding Week *lirik banner SassyThursday*. Dan gue ngebela dia karena………………. Ngga ah takut dibilang gombal.

Disitu gue banyak belajar, bahwa sepanjang apapun gue membacot, berpendapat logis, mereka gak bakal setuju kata gue. Sampe kapanpun. Debat apa namanya? Debat kusir.

Theyyy don’t giveee a dayyyymmmmmmnnnnnnn~

So do i.

Seberapapun mereka berargumen, gue gak bakal mengubah pendapat gue. Begitupun sebailknya.
Seberapapun lu beragrumen, sumpah serapah, Mulan Jameela gak bakal menjadi apa yang kalian ‘inginkan’.

Soalnya, kita cuma buih-buih kode dalam internet.

Kalo gue sih males aja membenci orang yang nganggep kita kayak endapan jus Buavita.
Tapi ya yang namanya manusia, pernahlah gue ninggalin komen-komen pahit. Kayak yang waktu itu ngatain Isyana cuma modal tampang, padahal dia pemenang kompetisi Electone di Singapore. Cuman gue ga melanjutkan debat ketika ocehan gue dibales, males ah soalnya mending ngilang LOL

Gue jadi pengen berbagi cerita, beberapa orang pasti tau siapa penyanyi kesukaan gue. Iya, namanya Djavan. Djavan Caetano Viana. Dia genrenya Brazilian pop, samba, bossas, pokoknya world music lah.

Gue pertama kali naksir lagunya dia karena diputer di Brava Radio (103.8), judul lagunya “Transe”.

Diliat dari segi keseluruhan, menurut gue lagu ini kayaknya bukan lagu komersil karena memang kurang masuk di telinga.

Jadi gue mengambil kesimpulan bahwa: Gue suka Djavan; penyanyi yang gak terkenal dari Brazil.
Iya, gue menarik kesimpulan bahwa Djavan hanya satu dari sekian banyak artis dari Brazil.
Lalu gue kepo-kepoin aja Youtubenya, dan musiknya ternyata enak-enak banget…

Tapi…

Ko tiap video, pasti adaaa aja yang dislike.
Kenapa? Bukannya dia ga terkenal? Bukannya orang yang ga seterkenal itu gabakal mendapat ‘atensi’ segitunya? (ya, menurut gue tombol dislike itu menandakan atensi).
Dislike dia itu ada di setiap video, dari video upload-an netizen yang kualitas bajakan sampe channel VEVOnya dia. Dan yes, gue heran kenapa dia punya VEVO.
 
Kualitas 'bajakan'

VEVO resmi konser Djavan

 Kekagetan gue bertambah saat tau bahwa beberapa video dia menembus 2 juta views (yang mana rada jarang untuk genre itu).
Dan ternyata benaarrr….

DIA TERKENAAALLLLLL…



TERKENAAALLLL yang nonton banyaaaaakkkk




Yang histeris banyaaakkkk


Yang ga mau ngelepasin tangan dia saat keliling tos-tosin penonton juga adaaa…


Wahhhh gue undersetimate bangetttt!

Dan iyaahhhh dia kolaborasi sama seniman sekaliber Manhattan Transfer, Lee Ritenour, Stan Getz, Stevie Wonder…………..
Dan gue kira dia GAK TERKENAALLLLLLLL!
Tiap taun ngeluarin albuuuummmmm!!!!!!
*fangirling*

Dan intinya, makin terkenal kamu ya makin banyak yang mencet tombol ‘dislike’, tapi bedanya kalo kamu bener-bener seniman yang bagus, tombol ‘like’ tetep harus lebih tinggi angkanya dibanding tombol dislike. Jan kaya Belsof yang likenya 24 tapi dislikenya 1000an, kan ora lucu.
Jadi ya jangan khawatir. Menurut gue, Djavan terkenal karena ada yang dislike lagu-lagunya dia. Maksud gue, ada orang yang mau keluarin tenaga buat mencet tombol ‘dislike’.

Walaupun begitu, gue juga setuju sih dengan quotes: Kita jadi haters lo karena kita benci lo keles, bukan karena diem-diem ngefans.

Iya bener juga kok.

Cuman gue sih males ya benci orang dari dunia maya. Kalo ga suka sama kontennya mah tinggal close tab aja.
Ya kecuali mereka bahas sesuatu tentang musik sih *teteup*

Nahhhhh… Gue juga ada saran nih buat haters biar komentarnya lebih di’pertimbangkan’ sama si orang yang lagi di-hate.

1.       Nasehati secara privat.
Dengan message Facebook, ato kirim email. Ya seperti layaknya orang beradab lah. Di Islam juga diajarinnya menasehati dalam private talk kok. Bukan nasehatin di depan umum karena itu namanya menjatuhkan. Dan pake bahasanya juga yang halus ya, ya seperti layaknya orang berpendidikan. EH TAPI KAN GUE KEMAREN NASEHATIN FELIX SIAUW DI BLOG GUE SECARA UMUM, BERARTI GUE MUNAFIK DONG? Ya gitudeh hahaha..
Dengan cara ini, si target ini melihat lo bukan sebagai ‘anjing menggongong’ tapi sebagai ‘orang biasa yang negur’.

2.       Jangan anonim plis.
Plis. Plis. Karena ga ada yang mau dengerin kata anon.
Ga ada.

3.       Kritik yang membangun-
-lah yang membuat orang bener-bener instrospeksi diri. Jangan cuma “eh teori lo salah nyet”, tapi coba “Teori lo keliru hehe, atom dan neutron itu bukan jimmy neutron.”.
Ya pokoknya yang membangun lah. Kritik yang membangun gak bakal membuat lo kayak pepesan kosong isi Momogi remuk. EH TAPI GUE JUGA PERNAH SIH KRITIK YANG GA SOLUTIF HAHAHAHHAAH LOLOOLOLLLLOLOLOLOLOLOL

Tapi ya itu, kalo kritik yang solutif ya ses.

Udah sih gitu doang.

Jangan kerajingan ah kalo jadi haters, capek lho nanti war-waran terus.
Mending kita saling berpelukan.
Dan tukeran lipstick.

Dada…





Rosada.

20 komentar :

  1. Aku sepakat kalo membenci itu menghabiskan energi. Lebih butuh energi dibanding mencintai..#tsaah..

    BalasHapus
  2. Semoga tidak ada benci diantara kita. Ijin berkunjung ya sis... Mampir balik di blog saya ya

    BalasHapus
  3. Malah aku pernah ada di pihak yang dibenci. Awalnya sih risih, tapi lama kelamaan kok malah si haters itu yang kayaknya perhatian sama aku sampe hal-hal terkecil :v

    BalasHapus
  4. Jadi hater capek ya mbak. Kita benci terus eh orang yang dibenci malah ga peduli, idupnya terus berjalan, yang ngebenci malah di situ2 aja idupnya. :)))

    BalasHapus
  5. iyaaaaa.. benci itu melelahkan,, berharap terlalu banyak pun melelahkan
    (eh ko curcol)..
    tp kadang,,orang jadi terkenal karena hatersnya juga ga sih... kdg celeb mah gitu,, teknik marketingnya jadi orang yang kontroversial

    BalasHapus
  6. Aku punya hater. Dialah...

    .
    .

    Mantannya Muffin! LOL

    BalasHapus
  7. New reader here.
    kocak tapi ngena ya. hahaha. aku bukan hater, dan setuju sama pernyataan kamu 'supaya jangan kasih hati terlalu besar untuk dunia yg maya'.

    tapi kalo menikmati target hater sebagai hiburan sih iya sering (sama gak sih itu? beda kan yah? wkwk). Pernah follow ig mulan, belsof, syahrini, dll dll cuman buat liat komen2nya yg kadang koplak2, tp abis itu unfol, gituu :D

    BalasHapus
  8. biasanya aku kalo gak suka gimana ya? Biasanya justru lihat timeline/update nya. Tapi diem2 hahaa. udah gitu aja. Paling 1/2x nyindir tapi bukan di status dia/aku sekalipun. Justru di status orang lain yg justru dia gak ada wkwkwk..
    pengecut. iya aku pengecut >.<

    BalasHapus
  9. 'supaya jangan kasih hati terlalu besar untuk dunia yg maya' WORD!
    etapi aku jg follow hater muljam dan belsof cm buat hiburan semata trus juga ga jadi ujug2 benci sih sm dia, komennya seru2 dan bombastis banget

    BalasHapus
  10. Wahaha, sama mbak. Aku follow akun hater muljem sama sharena. Lucu aja sih kelakuannya mereka, tapi aku tetep ngaca. Aku gitu gak ya, kalo gitu juga aku berusaha berubah. Banyak yang aku petik dari akun haters, well positifnya aja. Tapi untuk membenci, enggak lah. Mending ngurus diri sendiri dulu~

    iamvinaeska.blogspot.com

    BalasHapus
  11. Dimana-mana mah, kita mau ngapain, ada aja yg ngga suka. Wajar itu. Tapi kalau mereka ga bisa ngatur ga sukanya, ya biarin aja. Toh yg capek mereka. Ahaha.. Pokoknya ga baper aja sih kita

    BalasHapus
  12. kita membenci sebuah bayangan. Nah ini poinnya,
    Betul.
    Jadi buang buang hati tenaga dan kuota kalau misal harus maki maki begitu. Haha.
    Dan btw, pas banget aku baca ini pas baca review dari blog sebelah.

    Emang blm pernah nemu hatersnya dian sastro, tapi di posting ini :
    http://samandayu.blogspot.co.id/2016/02/kurang-antusias-sama-ada-apa-dengan.html
    Mungkin ada yang lebih suka cinta yang dulu daripada cinta yang sekarang pas main AADC 2 (cinta : dian sastro)

    BalasHapus
  13. ya sih aku juga ga mau jadi haters lah..

    BalasHapus
  14. Kalau sama haters mah ibarat kata, kita nafas aja udah salah. Hahahaha



    nonanyinya.blogspot.com

    BalasHapus
  15. Wah gabung di akun hatersnya bijon juga mak? Aku pun, silent reader juga siihhhh. Wahahahahahahahahaaaa. Siapa sih yang ngga gemes sama si bijon? x) Ngga ada abisnya ya kalo ngomongin tentang cewek satu itu. *lah jadi mau hosippp*

    BalasHapus
  16. Setuju banggeeeut deh sama kamyuuu 😁 tapi aku juga suka deh liat2 artis yg sensasional wkwk buat lucu-lucuan aja. Tapi gapernah komen apa-apa. Yah, kalo gasuka aku gapernah nyari tau tentang dia. Emang susah sih yaa kalo mau nyari ridhonya manusia, ga akan sampe 😅 soalnya manusia juga kan beda-beda dan ga ada yg sempurna.

    BalasHapus
  17. Dan gue cuma angguk-angguk selama gue baca postingan ini..
    Karena juga heran ama tingkah haters yang ga jelas
    Hahaha..

    Salam Sociolla, Nahla!

    BalasHapus
  18. Eh..aku follow akun anti mulan jameela di instagram, padahal ga benci juga, cuma ga suka aja, Lol :)))

    BalasHapus

Halo..
Semua komentar akan dimoderasi, jadi jangan kasar-kasar yaaa...
Kritik dibolehin lah pastinyo, cuman yang membangun eaaa~

Back to Top