Categories

SOCIAL MEDIA

Senin, 30 Maret 2015

Review! Face Shop Lovely Me:ex Makeup Base #02 Lavender

"Anyeong haseo
Anyeong haseo
Tut wuri handayani."

Begitulah cuplikan lagu Korea a la Raditya Dika.


Jadi, baru-baru ini gue ikut giveaway yang diadakan Mypa Shop, gue bukan pemenang pertama atau kedua, gue pemenang cadangan yang dipilih random.

It's amazing! Soalnya awalnya pemenangnya hanya 2, tapi ternyata Mypa Shop memilih pemenang satu lagi yang dipilih secara random, yaitu gue.

Jadi gue dapet ini deh.
Gratis.
Gratis.


What is this?

Ini make up base, yang gunanya meratakan warna kulit dan membuat BB cream/bedak/foundation warnanya lebih keluar, lebih tahan lama, lebih nempel.
Make up base biasanya memang bukan warna kulit, biasanya:

Ungu untuk menetralkan kulit wajah yang rada kuning dan kusam.
Pink untuk memberi rona pada kulit pucat.
Hijau untuk menetralkan kulit waah yang kemerahan karena jerawat.
Kuning untuk kulit sawo matang.

Tapi untuk orang yang gak punya masalah jerawat dan bekas-bekasnya, bisa dipaai single use untuk mendapatkan hasil natural yang bagus.
Biasanya gue pakai ini single use aja biar keliatan natural. 

Biar kalau ditanya, "Ih bagus banget sih kulitnya... Pake bedak apa tuh?"
gue bisa jawab dengan, "Nggak kok, gak pake bedak hehehe".
Dan sepergaulan akan mencibir gue dengan penuh iri AHAHAHAHA.



Packaging:


Tubenya seperti apa ya.. alumunium yang tipis sekali, lumayan pendek juga... 
Ditutup dengan alumunium foil.


Scent:

Wanginya artificial banget, kayak wangi bunga + melted plastic.
Face Shop memang face productnya suka wangi-wangi yang agak menyengat deh, terkadang gue juga suka menahan diri untuk tidak sombong  napas kalau lagi males cium-cium wewangian.

Konsistensi:

Runny banget, cair, kalau dipencet dikit, keluarnya banyak. Tapi karena itu jadi mudah untuk diratakan pada wajah. Hati-hati ya pencetannya, jangan sampai ketindih, takut pejret.
Pejret tuh bahasa mana ya.......


Swatch:


Well, it does give me an instant brightening effect.


Base ini memutihkan wajah seketika, muka gue warnanya jadi lebih rata.
Hati-hati pakainya jangan kebanyakan, whitening effectnya kadang membuat wajah jadi keputihan. Awas belang sama leher.

Tapi kalau dipakai dengan takaran yang pas, bisa membuat kulit wajah jadi cerah, warnanya merata, dan lebih cling.






Tapiii.... Setelah 10 menit pemakaian, ternyata jadi flaky banget di hidung gue, bagian yang sedikit mengelupas malah jadi tambah jelas. Padahal, kulit di hidung gue tuh sebenrnya gak mengepulas banget, hanya kering aja.
Jadi intinya, kurang cocok sama kulit yang kering.

Dan lama-lama jadi lengket banget di kulit.





 Ini hasilnya, gue hanya pakai base.


Thoughts:


-Flaky, memperjelas bagian kulit yang lagi kering.
-Teksturnya sangat cair
-Jadi lengket banget bangetan di kulit.
-Aromanya seperti wangi bunga dan plastik. Nope, i don't like it.
-Memberikan efek whitening yang instan, cocok untuk remaja-remaja Indonesia yang ngebet pingin punya kulit putih.
-On the good side, Tarte airbrush foundation gue jadi lebih terlihat flawless.

So?
Well.. lumayan karena ini gratis, tapi nope.

Rabu, 18 Maret 2015

Minggu Pertama Menjadi Ibu

Halo, buat kalian yang baru baca blog gue, sebelumnya gue ucapkan "Selamat datang!"
Selamat datang di blog seorang Mama yang masih kepala 1, seorang Mama yang - well - manusiawi banget.

Gue pingin sharing untuk wanita-wanita disana yang sekedar "Pingin tau rasanya jadi ibu", "Pingin tau hidupnya teenage mom", yang cuma sekedar pingin tau tapi belum mau menjalani.

Gue perkenalkan diri, gue Nahla, hai!!
Gue mengandung pada umur ke 18, tepatnya 1,5 tahun sesudah pernikahan gue dengan sang suami.
Memang, gue selalu mengulang-ulang pernyataan "Gue teenage mom" "Gue teenage bride" "Gue kawin umur 17", karena intinya: gue bangga dengan hal itu semua.

But..
Gue punya sifat yang sangat manusiawi, sebelum menjadi ibu, gue adalah siswi SMK biasa. I did night ride with my friends, i skip classes, i came to school at 9AM, i bashed my teachers, i dated too.
Intinya, kalau lu sekelas sama gue waktu itu, lu gak akan nyangka kalo gue akan nikah secepet ini.
Lu akan menyangka bahwa gue akan terus bandel sampe umur gue 45+. Gue dulu bukan wanita sunda atau jawa yang lembut, pake jilbab, duduk sopan, kalem, tutur kata bagus. 

Dan suatu saat gue menikah, memutuskan untuk langsung punya anak di tengah study gue.



Kenapa?

Kenapa? Padahal gue belum di umur yang udah harus punya anak, bokap nyokap pun juga masih umur 45, jarang umur segitu udah gendong cucu.

Kenapa?

I did it on a whim. Ya pengen aja.
Iya, bener, lu gak salah baca: Gue punya anak karena lagi pengen aja.
i mean, gue yakin banget anak gue udah 'turun' bersama rezeki-rezekinya (Lahir, batin, atau finansial).
Disaat gue dan suami memutuskan untuk punya anak, di otak gue cuman "Seru kali, ya?"


"Seru kali, ya?" adalah kalimat yang membuat gue memutuskan untuk kawin muda, punya anak muda, cuti kuliah, pisah rumah sama orang tua. Semua itu karena ya itu tadi, kalimat "Seru kali, ya?".

Tapi saat itu, gue sadar akan satu hal: Gue harus cepet punya anak.

Buat kakek nenek gue, agar mereka bisa bangga punya cicit.
Buat mertua gue, yang sudah di umur menimang cucu.

Dan gue berpikir, "Mungkin ini bisa jadi penguat jiwa gue".

Sampai kepada detik-detik melahirkan, bisa baca disini.
Gue selalu berpikir bahwa motherhood itu memang capek, susah, tapi gue gak pernah nyangka bahwa motherhood itu bakal sakit.

Seminggu pertama

Mandiin bayi? Piece of cake.
Gendong bayi? Hmpf.
Cebokin BAB nya bayi? Ealah bro.

Tapi...

Gue gak bisa bergerak bebas karena jahitan gue masih sakit banget.
Gue gak bisa tidur nyenyak karena ada bayi yang bangun 5x.
Dan yang paling parah......

Gue selalu mau nangis ketika menyusui, bayi gue gak bisa 'nemu' dengan cepat, lebih nyaman nyusu sambil duduk, dan puting gue sakit as hell.

Sakit. As. Hell.


Perih rasanya, trauma rasanya, ketika bayi gue nangis, ada terbesit pikiran, "Jangan mau nyusu dong, sakit... sana gendong-gendong sama papa aja". Yang pada akhirnya, anak gue cuma naik 400gr sebulan. 

Anak gue waktu itu gak bisa 'nemu' puting, begitu 'nemu', sakit banget... rasanya lebih stress nyusu dibandingkan melahirkan.....
Kalau melahirkan, capek... Tapi pasti akan berakhir.
Kalau menyusui, capek, sakit, perih, dan ga akan berakhir sampai 2 tahun..

Rasanya harus 'disiksa' 10x sehari....

Jujur, saat itu adalah saat paling ringkih secara fisik dan jiwa.

"Harusnya gue party saat ini"
"Harusnya gue nongkrong di cafe sama temen-temen"
"Kenapa gue harus melalui semua ini?"
"Kenapa badan gue dirusak, padahal gue masih muda, masih pingin pake baju yang keren"
"Siapa yang di pantulan cermin ini? Pathetic.
"Dasar gendut"
"Sakit Ya Allah..."
"Gue masih pingin tidur.... gue capek habis ngelahirin belum sempet tidur nyenyak..."
"Screw this..."



Dan derita itu belum berakhir, gue waktu itu mengalami pembengkakan payudara.
Sakit, payudara gue keras sampai gue demam, meriang, menggigil parah pada dini hari

But then, he came to save me.
Brian.

Dia mengompres dada gue jam 2 pagi.
Dia merendam kaki gue dengan air hangat.
Dia menyelimuti gue dengan sarung dan jaketnya.
Dia rela tidur di lantai untuk nungguin gue selesai menyusu di sofa menyusui.
Dia selalu mencium kening gue ketika gue menahan perihnya menyusui, dan bilang...
"Terimakasih ya...".

Kalau bukan karena Brian, gue akan jatuh.

Dan sehabis itu, gue lebih sering mikir, "Yaudah deh gapapa sakit, yang penting anak gue makan..".

Jadi buat suami-suami yang gak bantuin istrinya ngerawat anak pada masa, screw you. 
Screw you, suami-suami yang kerjanya negur-negur doang tanpa bantuin.
Screw you, suami yang males nimang anak pada tengah malam karena alasan "Capek".
Screw you, suami-suami yang ngeluh karena istrinya gendut karena baru melahirkan.

Just, screw you. I hope you find the place that suits you; in hell.


Gue terkesan galak dan frontal, tapi masa-masa ini adalah masa kritis apakah sang ibu akan merawat anaknya dengan kasih sayang atau tidak,
Ibu baru melahirkan memang hormonnya gak stabil.

Berabe kan, kalo tiba-tiba istri lu mikir. "Ngapain sih gue ngerawat ini bayi dengan penuh kasih sayang? Yang sayang sama gue dan bayi aja nggak ada, tuh liat suami gue, mana mau dia ngurus bayi?"

Brian, if you read this, i just want to tell you that...
You're the ultimate husband.
Kalo di Digimon, kamu itu Metal Greymon.
Kalo di Pokemon, kamu tuh Ash, yang catch my soul #cyacyacya
Kalo di Naruto, kamu itu...............*kehilangan ide*.


Sekarang....

Sekarang selo banget idup gue.
Mavi udah pinter nyusu, langsung hap, nyonyonyo, bobo.
Tidur pun dari jam 8 malam hingga jam set 6, bangunnya cuma 2 kali.

And you know what? Gue gak capek sama sekali!
Udah bisa ketawa-ketawa, udah bisa diajak ngobrol, udah bisa dicium-cium dan respon.
Dia udah ngerti kalo gue bilang "Mama pinjem tangannya dulu yaaa" untuk gunting kuku, dia langsung diem.

Dan ini membuat gue pingin hamil lagi.

Saking gue seneng banget ngerawat Mavi.
Dia cute banget kalau sendawa gede.
Kalo kentut.
Kalo BAB.
Kalo bau keringet.
Kalo nangis....

Kalo dia nangis, gue selalu bilang:
"Mavi kalau nangis lucu yah.. tapi kalau tersenyum jauh lebih lucu"
"Mavica jangan nangis... nangis itu memacu batuk lho..."
Atau cuma bilang
"Waaaa lucu sekali anak mama menangis muhihihihihi".


Ya, gue gak menyesal punya anak umur segini.
Intinya, kita (perempuan), bukan makhluk yang sempurna, tapi kita harus bisa bertanggung jawab.
Ada yang bisa masak, nguru rumah, ngurus 11 anak, tapi emosian.
Ada yang gak bisa masak, tapi pinter ngajarin anak.
Ada yang canggung di depan anak, tapi jago nyiap-nyiapin keperluan anak.

Dan gue, adalah orang yang memiliki sifat yang sangat manusiawi.

Motherhood is awesome!


Selasa, 17 Maret 2015

Review! Laneige Water Bank Eye Gel Cream

Kayaknya semua skincare yang gue review itu dari brand "Laneige" ya? Iya gak sih....

Karena waktu itu ada fase dimana gue sangat mengagumi brand ini, karena brand ambassadornya... Gak tau brand ambassadornya? Itu loh, yang mirip sama gue *plak*



Gue tau sih, mungkin dia juga gak full pakai Laneige buat perawatan mukanya.
Tapi gue pingin percaya, bahwa dengan pakai Laneige, gue bisa secakep Song Hye Gyo.
Yakinkan aku, kak.

Dan ternyata, produk-produk Laneige itu selalu menepati claim nya lho.
Jarang banget kan, nemuin suatu produk yang menepati claim? Well, at least di gue sih.


What Is This?

Water Bank Eye Gel Cream

Jadi kamu ini gel atau cream?
Kamu siapa?
Kamu sperti jelly~

Ini adalah Eye Gel yang targetnya adalah melembabkan area mata. Area mata yang lembab itu menghindarkan dari kerutan lho! Makanya masalah orang dengan kulit kering itu salah satunya adalah kerutan, contoh: Kerutan di relung hati, karena kehidupan asmara lu kering. Gitu.

Eye Gel ini dari series Laneige Waterbank.




Claim:






"... revitalizes easily-dried eye area"

Untuk melembabkan mata yang kering. Tapi bukan diolesin ke matanya ya, bukan. 

"Mak mata saya kemana mak?!"


Packaging


Packagingnya terbuat dari plastik-kaca. Maksudnya? Ya plastik, tapi kaca. Gitu. Hehe. Ehehe.

\
"Heheh. Heheheh. Hehheheeh"

Menurut gue, packagingnya 'mahal', dan bagus. Sesuai dengan harga Laneige yang emang kisaran 300rb ke atas. 

Di atasnya ada sekat plastik, dan sedikit bulatan aneh untuk membuka sekatnya. Menurut gue bentuknya lucu!



Texture & Scent



Teksturnya gel, gel semi transparan keputih-biru-an (?!)
You geddit lah ya, ciri khas Laneige pan gitu, warnanya biru muda yang muda banget, semuda daun.

Untuk wanginya, agak menyengat. Gue sih gak apa, cuman banyak orang yang gak suka skincare ber-wangi. kalo skincare ber-wang gue mau hehe hehehe

Sebenernya gue ini lucu gak sih?
....










Thoughts:


1. Di gue, eye cream ini memberikan 12 jam kelembaban. Serius!!!!!!!!

Kok tau? Ya karena gue nyoba lah...
Jadi jam 8 pagi gue apply ke mata, jam 8 malem masih berasa kelembabannya. Is this the new mejik or what.

Itupun jam 8 malem karena gue harus cuci muka, Coba kalo gue gak cuci muka seharian, mungkin eye creamnya akan masih bertahan,

cuman........


2. .....ya gitu, nyerepnya lama karena konsistensi gel nya agak pekat, dan meninggalkan kesan lengket di mata. 
Like, super lengket, gak juga sih, but you know what i mean. Susah kering, susah menyerap.

Cuman buat gue, gak apa-apa. Toh hasilnya nyata, 12 jam kelembaban. This is what i need.





Bisa diliat di bawah mata gue, ada pantulan eye gel.


3. Membuat pemakaian concealer lebih halus, rapih, dan gak creasing. Oh, dan lebih sedikit pemakaiannya.

Creasing itu apa sih? Creasing itu sebuah tragedi tentang concealer yang masuk kedalam kerutan tipis mata. 

Dengan eye cream ini, concealer yang gue butuhkan gak sebanyak biasanya. Karena gampang untuk nge-blend. It glides easily on the under-eye. Hemat deh!



4. Kalau dibandingkan dengan Skinfood Salmon Eye Cream yang didewakan semua wanita, that product won't stand a chance!

Seriusan deh, gue soalnya pernah pake yang Skinfood. Dan tidak melembabkan dan mencerahkan seperti janjinya.
Mungkin di kalian beda kali ya, cuman ya di gue akhirnya Skinfood Salmon Eye Cream jadi numpang parkir di kamar mandi gue aja.


5. Dan gue baru sadar, bahwa akhir-akhir ini gue gak pake concealer di bawah mata!
My Mom knows how much i really depends on concealer. 
Tapi gue gak pake beberapa hari ini. Mungkin karena faktor malas, tapi gue merasa fine-fine aja.





-This product contains magic.
-Pretty packaging.
-Gak bisa dideskripsiin, too much awesomeness.
-Sangat-sangat-sangat hebat dalam melembabkan mata.


-Agak mahal.
-Agak berat, gak travel friendly.
-Wanginya agak menyengat.
-Susah menyerap.
-Lengket.








Repurchase? Kalo punya duit, ato nggak kalo dikasih. 

Tapi kalo gue lagi punya duit............. gue akan beli pabriknya ajah. Sama beli sahamnya. Sama beli CEO-nya sekalian. 

Review! Berrisom Lip Tattoo - Bubble Pink

Serius, ini gak ada yang kangen sama gue ya?
Nggak nggak, beneran?
Gue udah lama banget loh gak nulis?
Oh.. gak sadar ya?
Okeh.



Kali ini gue mau ngereview barang yang lagi hits banget di Instagram, Berrisom Lip Tattoo.
Barang ini banyak banget beredar, dan testinya oke oke punya.. warnanya cantik banget (kayak gue).

Cuman pas gue liat harganya, huft pucing pala. Gue terus terang mikir banget untuk beli ini, karena memang harganya rada too much, kalo warnanya gak cocok gimana bro?

Tapiiiii akhirnya, tante gue memberikan Berrisom ini secara cuma-cuma. Rezeki ibu menyusui ya....


Packaging:


Nah ini yang membuat gue rada ogah ngeluarin duit, karena packagingnya kurang pantas untuk menyandang harga Rp. 180.000. Tube plastik yang mediocore banget, untung pake plastik yang tebel, coba kalo plastik yang biasa dipake untuk ngebungkus rasa cemburuku padanya? #cyacyacya

Plastiknya memang agak tebal, dengan tutup ulir dengan gambar bibir.
Bisa dilihat dari warnanya, dia pink dengan sedikit shade burgundy.


Konsistensi:

Tipe gel seperti lip balm tapi lebih tebal, karena ini sifatnya "Pack" yang emang rata-rata konsistensinya tebal.
Untuk wangi, kayak wangi coklat Ayam Jago, tau coklat Ayam Jago?


Tapi rasanya asin... jadi ya bayangin aja hehehe
Bayangkan..
Bayangkan ku hilang...
Hilang tak kembali...
Ngomong-ngomong ini lagu lebih kayak permainan menyambung kata ya.



Cara pakai:

Di oles ke bibir - tunggu sampai kering (15 menitan) - kelupas.

Banyak orang yang mempertanyakan lagi cinta mengaku bahwa pengaplikasiannya susah, tapi menurut gue gampang-gampang aja, mungkin karena bibir gue tebel.
Saat dipakai, gue gak bisa mengatupkan bibir, jadi ngomongnya kayak "Awawa awawa" gitu. 
Saat dikelupas, gak sakit kok walaupun bibir gue kering.

Makin tipis pengolesannya, makin cepat kering namun warnanya tidak terlalu pekat.
Pernah pada suatu saat, gue mengoleskannya ketebelan, alhasil cairannya jatuh-jatuh dari bibir, tapi warnanya jadi pekat..

Bibir gue kering, jadi pernah suatu ketika gue pakai Lip Tattoo ini, pada jam ke 6, warnanya sudah pudar tapi warnanya masih sangat pekat di dry patch (bagian kering) bibir gue.

Dry patch yang gue maksud ada di bagian dalam bibir (yang suka dipakai untuk gradient lips). 

Dan bagian yang kurang bagusnya, warnanya sangat cepat hilang pada bibir bagian dalam yang basah. Jadi anatomi bibir gue tuh:

Bibir bagian dalam yang basah - bibir bagian dalam yang kering (Dry patch) - bibir tengah - bibir luar.

Jadi hasilnya agak-agak aneh, karena bibir dalam bagian basah gue (yang gak dapet warnanya), bertabrakan dengan dry patch gue yang warnanya pekat banget.




Ketahanan:

Ngakunya sih 12 jam, tapi dengan pengaplikasian yang tipis, kena makan juga ilang. Jadi kalau mau yang benar-benar tahan lama, harus pakai dengan lumayan banyak. Kemarin sih gue pakenya tipis-tipis emang, biar cepet keringnya.


Thoughts:

- Ini produk yang bagus sebenernya, konsepnya menarik, warnanya cantik-cantik, tapi gak untuk semua bibir. Seperti bibir gue yang ada dry patchnya. 
-Warnanya cantik, tapi kalau dipakai tipis-tipis akan cepat hilang.
-Akan jarang kepake karena kurang praktis.

Repurchase?

Untuk lip product seharga 180-190k? No. 


Back to Top