Categories

SOCIAL MEDIA

Sabtu, 14 November 2015

Judgemental Series - Social Climber

Yesh, ayo kita bicarakan SC.

Menurut Urban Dictionary, Social Climber adalah:

(n.) Similar to an "attention whore", but a social climber is anyone that becomes friends with someone else if they have something that they want, which we all know involves people. They become 'friends' with people who "know people". In turn, they become (or attempt to become) 'friends' with that first person's more "popular" friends, leaving the first person behind. Repeats this cycle to "get to the top", in their own mind, until they realize they are shallow and unable to like people for who they really are. Inevitably, they will be forced to "mature" beyond this. This usually pertains to girls more so than guys.

Singkatnya gini, dia bergaul untuk 'menaikkan strata sosial', ia maunya berteman dengan orang yang populer, padahal dia sendiri juga gak punya karya apa-apa. Ia berteman pure karena si 'temen' itu populer, terkenal, bahkan dia bela-belain untuk menyamakan gaya hidup si temen populer ini.

Yang gue bahas disini adalah social climber versi orang biasa, bukan sosialita :D

Err.. Gimana ya, sebenernya gue merasa tersentil juga sih, walaupun gue gak merasa social climber tapi entah kenapa gue merasa komponen ini ada di dalam diri gue, kenapa gue merasa begitu?





.... Gue suka nge add Facebook blogger yang gue tau dan komen-komen di status mereka.

Iya, kalo dipikir-pikir ya gue suka ngeadd blogger yang gue tau, yang gue rasa menarik, dan gue suka nimbrung di komen. Apakah gue social climber? Silahkan nilai sendiri. Tapi gue ngeadd mereka karena ingin membangun jaringan, ketika gue share post blog di Facebook, mereka bisa lihat dan bisa mampir, setidaknya 'penonton' gue lebih banyak, lebih bagus lagi kalau mereka tertarik dengan tulisan gue dan memberikan gue kesempatan untuk belajar dari mereka, kesempatan tanya-tanya dan bertukar pikiran.

MUNGKIN ya gue ini mirip social climber, tapi demi apapun, gue gak ada niat untuk menaikkan strata sosial gue dengan berteman dengan mereka, kalo emang naik ya Alhamdulillah, cuman tujuan gue bukan itu, tujuan gue itu agar temen gue makin banyak, jaringan makin luas. Gue juga sering nimbrung ke FB nya Susan Angelina (biar gue kaga dicap social climbernya dia), ya karena dia seru aja, statusnya selalu menarik apalagi kalo lagi nge-rant HAHAHAH

Dan untuk komen Facebook, gue komen pure karena tertarik dan ingin mengutarakan pendapat, bukan agar... Apa ya? Bukan karena pingin menjilat gitu.


"Tapi kan lu suka nyebut-nyebut annisast?"

Gue menyebut namanya di postingan blog gue itu alesannya cuman 1: Takut dicap plagiat.

Kenapa plagiat?

Karena pikiran dia sama gue itu hampir persis, gue takut banget kalau suatu hari ada orang yang bilang gue menyama-nyamai dia, gak enak di dianya juga, jadi gue mention dia sebagai "credit" aja, credit mobil *ea*

Dan gue suka nimbrung di status kak Icha karena dia... Seru -_- she's not a saint, that's why i found her very interesting. 

Dan mungkin karena gue pernah ketemuan kali ya? Jadi merasa lebih dekat gitu EAAA



Sebenernya tujuan gue nimbrung, nge-add, atau apapun yang rawan diartikan sebagai social climber adalah............. Karena ingin punya teman baru.

Kayak anak TK banget kan ahahha

Karena gue ini sangat sensitif dalam pertemanan, gue merasa hangat dikelilingin orang yang mau menjadi teman, cyber or not.

So, for you who read this, please be my friend... please nimbrung di blog, please add gue agar gue bisa nimbrung di komen kalian, let's be friends.



Tapi, menurut gue, gue bukan social climber karena social climber itu biasanya..............


1. Memaksakan diri untuk membeli barang kesukaan si "populer"

Kalo si sosialita lagi pake Hermes, lu ikut beli. Kalo si sosialita lagi belanja make up Chanel, lu ikut beli, bukan karena tertarik sama barangnya, tapi karena mau di notice sama dia. Kayak "ngikut-ngikut" gitu lah. Tapi gak selamanya membeli hal yang sama itu dicap "social climber" lho, tapi kalau lu merasa lu punya "kewajiban" untuk membeli hal yang sama, sampe maksain banget padahal budget gak cukup, ya itu namanya social climber.


Nyatanya, hal ini sangat kental di dunia sosialita kelas atas lho, banyak banget kisah wanita yang bela-belain beli designer bag tapi rumahnya masih nyicil, "lho, emang designer bag harganya berapa?", harganya? Bisa sampai 100 juta!



Lho, justru istilah social climber ini berasal dari kalangan atas lho!

Pokoknya social climber ini mau lu suka gak suka, bokek ato lagi banyak duit, tetep harus dibeli.

Bahkan ada yang nekat beli KW, ya bagus kalo ga ketauan, kalo ketauan kan berabe?!



2. Tidak hanya barang, tapi pendapat personal pun juga harus SAMA.
Dulu gue pas SMP emang social climber karena gak punya temen banyak, jadi gue bela-belain beli CD nya Jonas Brother, Jason Mraz, sok-sok masukin lagunya The Changcuters ke mp3 player biar temen-temen heboh... Padahal yang gue suka Karimata -_-

Hasilnya, ya temen-temen mungkin menganggap gue nyambung, cuman ya dalam hati gue bener-bener gak nyambung sama Jonas Brother, dan i don't even like Changcuters.

Cuman ngikut aja biar bisa jadi a part of them.

Tapi SMA gue mulai jujur, gue mulai membuka diri tentang selera musik gue yang sebenernya, gue mulai bangga bahwa gue ini suka Karimata, terserah orang menganggep gue tua ato gimana, but please take your Jonas Brother's CD outta me.

Begitu juga pendapat, dulu gue apapun "iya" "iya" "bener" terhadap apapun orang populer pas SMP bilang, padahal gue sendiri gak setuju.

Intinya social climber itu: Niru-niru.

Sekarang Alhamdulillah lebih jujur, ketika beberapa temen di Facebook lagi mendukung LGBT, gue tetap pada pendapat gue, tanpa harus berantem memaksakan pendirian gue ke dia, dan diapun juga respect terhadap gue. Lebih enak, lebih nyaman juga.


3. Meninggalkan teman

Ini yang membuat gue yakin bahwa gue ini bukan social climber. Gue gak mau, ogah, jangan sampe meninggalkan temen lama buat temen baru. Social climber akan meninggalkan temennya ke temen yang lebih populer, gitu terus ampe 'tujuan' dia tercapai.

Gue sangat gak respect sama model-model yang ninggalin temen gini, seakan-akan semua orang itu hanya batu loncatan dia.

Makanya kalau ada temen lu yang sekarang sombong dan gak mau nyapa, maunya gaul sama 'temen baru'nya yang lebih populer, percayalah, berarti dari awal dia memang gak ada niat untuk temenan sama lu.

Ouch.

Gue sering sih digituin hahaha, pas SMP (lagi) pergaulan gue beda-beda, tapi bukan gue lho ya yang lagi 'manjat'. Sekarang yang nyisa ya yang bener-bener deket, ada yang menjenguk gue pas gue lahiran, dan yang masih mau berbicara sama gue.

Pokoknya masa SMP tuh masa gue mencari jati diri :"D



Intinya sih ya... bergaullah karena emang orang itu asik, tetaplah jadi diri sendiri, kalau orang itu emang ternyata lebih 'populer', tetaplah sebagai diri sendiri dengan gak menjilat dan menyama-nyamakan diri.


Udah sih gitu aja.



44 komentar :

  1. Baru ngerti social climber (ketahuan deh kalau aku kudet), sering lihat orang yang bertidak sebagai social climber juga dari SMP sampai kuliah sekarang. Eh ya, kalau mau berteman karena ada maunya dengan kata lain cuma manfaatin orang yang "disebut teman" itu masuk social climber juga nggak sih, Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama dia gak berteman karena pure ingin temenan sih menurut aku dia social climber :D

      Hapus
  2. aaak.. selalu suka sama tulisanmu..
    memang lebih enak jadi diri sendiri aja.. terkenal gak terkenal, yg penting hepi

    BalasHapus
    Balasan
    1. enakan jadi diri sendiri terus terkenal AHAHA

      Hapus
  3. Pengen komen tapi takut dicap social climber *lah :v

    Sama sih kak, pas SMP SMA, selera genk = selwra individu. Padahaaaalll.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh apa ya yang baru dapet hadiah blogging, jangan ngerasa social climber deh! hahaha

      Hapus
  4. intinya be yourself ya mbak. Gak perlu niru-niru mereka untuk berteman. Kan capek mesti niru dan memaksakan diri demi dianggap sama. Huft... btw sama gak social climber dengan 'cari muka,' ??? *mikir. Hampir sama kali ya???

    Menurut saya membangun jaringan itu penting. dan gak masalah. huehehe XD. Enggak sama dengan social climber.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sama deh ya hahaha, tapi kalau social climber bener2 manjat nekat :D

      Hapus
  5. beberapa waktu terakhir ini saya selalu koment di postingan-postingan mbak nahla, saya jangan dicap social climber yah mbak :) :)

    saya murni hanya ingin berteman *halah alasan*tapi benaran kok saya kan juga ingin bergaul dengan orang yang a610an (baca:asiktenan) ini :D :D

    suka tulisannya mbak :)

    BalasHapus
  6. hi mba temenan yuk, dan aku bukan social climber. seriusan~. bisa di uji dilaboratorium terdekat hahah :D

    BalasHapus
  7. Nimbrung aah... :D
    eh Mbak, yg aku tangkep dari soal social climber ini adalah : hidupnya rempong amat ya? :D emang paling enak itu jadi diri sendiri, se-freak apapun. Hahaha...
    Let's be friends! ^^

    Regards,
    >> Blogger-ga-populer-tapi-ngga-pengen-jadi-social-climber-juga<<

    BalasHapus
  8. Aku ngerasa harus rada social climber ke mereka yg memang berprestasi. Biar ketuleran spiritnya gitu. Kl masalah materi sih aku lebih suka jd diri sendiri (bokek soale).

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin istilahnya "bergaul" kali yaaaaa hehe

      Hapus
  9. Klo di fb aku memang suka add tmen2 blog yg kyknya blognya pnh aku kunjungi (spt fb kamu yg bbrp wktu lalu aku add :D ). Tapi gak pnh yg namanya menjalim komunikasi d fb, jarang bgt sih.

    BalasHapus
  10. Jadi kalau komentar untuk sekedar berteman, bertukar pikiran bukan social climber kan mbak? Hee dulu pas SMA sih ada yg suka niru-niru gaya temennya pake barang KW. Aku suka postingannya mbak, bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukaaann donggg, itu sih bergaul biasa hehehe

      Hapus
  11. kayanya aku baru tahu istilah ini. Yang familiar ya "niru-niru" supaya diakuin kali ya? Tapi ada juga tuh yang jadi copycat seseorang. Nah.... aku termasuk gak sih?
    Kayanya sih iya aku pernah. Biar aku gaul, aku pilih Smile AFI ketika aku SD kelas 5. Padahal sebenernya aku gak suka siapa2. Aku cuma suka ada ajang AFI tanpa ngefans 1 dianataranya. hahaha... sampe temen2 suka koleksi poster dll. Biar gaul lagi, aku beli posternya di sekolah. Di rumah dia cuma kegulung gitu doang. Hahaha ternyata aku pernah begitu. hihii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya semua anak yang lagi masa puber pernah yaaa jadi social climber hehe

      Hapus
  12. Owww iya..iya..ngerti di dunia per bloggeran aku suka nemu yang gitu, tapi yowes lah aku tak hiraukan banget yang penting ngobrol :D , semoga daku dijauhkan dari pribadi yang habis manis teman lama dibuang iiii amits amits

    BalasHapus
  13. kalo smp memang masa2 mencari jati diri. temen nonton film apa, ikutan. haha :D tapi kalo soal lagu jarang yang sama :D social climber biasanya memang nyari yang populer biar dia ikutan populer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang suka sedih beneran loh kalo ditinggalin temen demi yang lebih populer, beneran

      Hapus
  14. Cape banget yak jadi social climber sampe segala harus sama. Aku mah mending bokek tapi gak maksain ikutan gaya (sebenernya ga mantes) daripada jadi korban mode trus banyak utang hahaha.. dan aku bangga ngaku-ngaku generasi 90s yang kadang seleranya jadul.Dirayuin ikutan ngefans serial korea atau turki,kalau ga doyan mah enggak aja hehehe. *peace dulu sama fans korea sama turki*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti cape ya, terus merasa kosong gitu, ngerasa gerah jadi orang lain haha

      Hapus
  15. Hmmm baru denger istilah social climber, tapi pernah tau dari novel2 teenlit dan bbrp FTV yg tokoh utamanya mencoba bergaul dengan orang2 populer agar numpang populer. Dan ternyata istilah ini namanya social climber...

    Makasih mbak, asyik gayamu klo nulis postingan hehehehe saya suka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkw iyaaaa, makasih yaaa, FTV emang jadi contoh tontonan yang sebenernya kurang bagus dikonsumsi

      Hapus
  16. Dayang-dayang. Saya suka me-labeli mereka begitu. Ternyata ada istilah kerennya.

    BalasHapus
  17. komen ah *eh tapi takut dikira sc*

    dulu pas SMP aku termasuk social climber kak. Pas awal SMA aku berhenti jadi SC, eh.. dijauhin. Bete kan owe.. hahaha.. untungnya sekarang udah banyak yang nrima perubahanku itu :D

    BalasHapus
  18. Fake friends... like that lah... wlo strata ga naek punnn spy dpt tmn... terkadang itu mmg perlu di awal, tp stlh tau bs nyaman yah tinggal act as ur self... tp klo ga sreg, lanjut fake friends yg sekedar punya hubungan baek ajah... ga terlalu mau dkt lg loh...

    BalasHapus
  19. Soo desu nee... Baru engeh banget artian social climber sebenarnya, haha. Aku gimana yah, takutnya juga dikira social climber. Tapi kalo udah kenal dan ternyata gk nyambung dan gk suka sama orangnya, ya gk akan aku dekati sih. Paling2 jadi cuma sekedar kenal aja, hyehehe :D

    BalasHapus
  20. Jadi seperti itu ya social climber itu :D saya baru tahu

    BalasHapus
  21. baru ngerti kata social climber ini, penjelasannya mantap dan seru banget! XD

    BalasHapus
  22. Aku juga ingin selalu menjadi diri sendiri :)

    BalasHapus
  23. biar ikut tenar kayak nahla,,*sigh huehuehu ,, yang jelas banyak ilmu yang bisa didapat dari silaturahmi ini... ajak aku berkawan ya nahla ^_^

    BalasHapus
  24. Pernah dicap social climber karna aku jawa dan temen2ku chinese (maap kesannya rasis, but disini emang rasisnya ketara bgt, maklum kota kecil). Saya berteman sama mereka mah biasa aja, tadinya karena hub job, terus temenan. Walaupun yah ternyata temen2ku yg chinese itu juga sebagian ada yg social climber. Di kampus juga, temen2ku pada social climber, maunya gaul sama yg populer, dan yg biasa2 agak dihindarin. Aneh aja sih liatnya, tapi emang manusia beginian banyak banget populasinya >_<. Kalo aku sih lebih suka berteman sama yg tulus aja, nggak yg aneh2. Juga berteman sama org luar negri alias bule (yg udah dewasa ya). Mereka lebih tulus orang2nya.

    BalasHapus
  25. Hoho nemu social climber dalam kehidupan paling banyak ya jaman sekolah. :D :D

    BalasHapus
  26. Ayo,, dong kenalan sama aku, warga Borneo
    Salam kenal yak *kedip2

    BalasHapus
  27. Diumur aku yang menginjak 24 tahun, aku merasa....... kudet :')
    aku kira si social climber ini cuma ada di FTV2 atau cerita-cerita novel aja, ternyata ada di dunia nyata, bahkan di sekeliling kita~

    Aku dari dulu tipe orang yang agak cuek mungkin ya, dan culun lebih tepatnya, jadi ga terlalu merhatiin yang kaya gini XD. yang namanya temenan mau dia populer atau enggak kan yang penting dia cocok atau gak kan sama kita?

    prinsip aku mah jangan malu karena kita kaya atau miskin, apa adanya aja, malu lah kalau kita pura-pura ada.

    btw, salam kenal ;D
    seneng baca-baca postingan mu. (ini pure ya, bukan karena social climber XD)

    BalasHapus
  28. mbak, boleh izin ini saya jadikan ini artikel tugas
    Nanti saya mencantumkan nama mbak kok di tugas saya
    Makasi ya mbak 😊

    BalasHapus

Halo..
Semua komentar akan dimoderasi, jadi jangan kasar-kasar yaaa...
Kritik dibolehin lah pastinyo, cuman yang membangun eaaa~

Back to Top