Categories

SOCIAL MEDIA

Minggu, 19 Maret 2017

Judgemental Series: Pedofil


Membahas hal yang lagi rame dan bikin ketar-ketir di kalangan sosial media, gue jadi pingin membagi opini gue tentang pedofil.

Pedofilia adalah ketertarikan seksual terhadap anak di bawah umur.


Di Indonesia sendiri, age of consentnya adalah 17 tahun. Age of consent di sini adalah bolehnya seseorang engage dalam aktifitas seksual. BOLEH secara negara ya, tapi di Indonesia kan hukum agama juga berlaku kental.

Karena 17 tahun ini lah gue diharuskan meminta surat izin dari orang tua ketika mengurus akta pernikahan (i was 16 that time omg). Makanya Brian nanya, "Apakah aku pedofil?" -_-

Kembali ke topik, "17 tahun sebagai age of consent" ini ngga semata-mata karena kondisi fisik yang sudah dirasa aman untuk hubungan seksual, tapi si objek yang sudah tau baik-buruknya sebuah pilihan. Sudah tau guidelines dalam hubungan laki-laki dan prempewi, sudah punya prinsip dasar (selama diajarin sih lol).

Tapi faktanya, sasaran pedofil ini TIDAK hanya sebatas age of consent. TIDAK hanya sebatas kesiapan rahim. Ada 'ciri-ciri' yang diinginkan oleh pelaku pedofil terhadap sasarannya. Dan ciri-ciri itu ada pada anak underage..... yang belum mens.

Untuk ciri-ciri pedofil, gue mempelajarinya dari culture semi-pedo yang paling populer dari Jepang, loli.
Ini gue kutip dari Wikipedia:
"ロリ", A Japanese slang word which represents a cultural version of a more youthful or childlike female appearance. For example, ages under 13 or 14 are called loli. Sometimes we can call a girl whose body that has not yet reached adulthood as a loli while disregarding haer age as criteria.

"HAH?! MASA DI JEPANG ADA CULTURE KACAU BEGITU?! BUKANNYA HANYA ADA OPPAI SAJA?!"

TIdak. Bagi lau yang nggak akrab dengan dunia visual kreatif Jepang, mereka ini messed up banget. Banyak subgenre porno yang ngga akan kamu temukan di website porno Indonesia. Ngga akan. Karena pornonya Jepang sudah melewati batas moral, batas tabu. Seperti incest, loli, personifikasi binatang dan subgenre lain. Ya ngga tau semua juga ya brooo, ngga mempelajari lebih dalam juga.

Tapi yang termasuk paling 'normal' adalah loli.

EVERY single anime, EVERY single manga pasti ada lolinya. PASTI. Apalagi generasi 2010 ke atas.

Tapi loli di anime/manga mainstream sendiri bukan yang bener-bener 13 tahun, tapi umur 17 (age of consent) dengan badan yang menyerupai anak sebelum puber. Dan mereka-mereka para loli yang age of consent ini nggak jarang dibawa dengan aura sensual lho. Iya, sensual. Iya, mereka-mereka dada rata tanpa pinggang ini menarik untuk dibawakan secara seksual.


Jadi, penggemar anime generasi sekarang sudah menerima ide bahwa "Wah, dada rata juga bisa dibawa ke arah yang seksual lho". Lama kelamaan mereka merasa normal dengan pemandangan tersebut.
Apalagi loli twintail hahahahaha gila. Loli, twintail dan tsundere. Persis anak kecil, diiket dua dan galak-galak tapi mau.

Makanya, apakah kalian denger kesaksian kebanyakan pecinta loli dari segi anime maupun dunia nyata? Ya. Mereka seneng loli karena 'badan'nya belum tumbuh, 'penasaran', inosen jadi gampang di'ajarin', berteman denganmu tanpa pandang bulu (tidak seperti wanita dewasa lol) dan masih polos. YA, kepolosan adalah suatu trigger seksual para pecinta loli.
Bahkan, pedofil kelas atas merasa 'penolakan' dari anak adalah hal yang menggairahkan sekali.


Makanya, fusion loli (child-like) dan tsundere (galak-galak tapi mau) itu laku banget di pasaran.


Makanya, dewi waifu (karakter 2D yang dijadikan 'istri' fiktif) akhir-akhir ini adalah yahhh semacam kombinasi antara oppai x loli. Kayak Rem, Ram, Hestia (loli berdada besar). Jangan lupakan Hatsune Miku, loli twin tail diva paling populer sepanjang masa.

Hatsune Miku

Sebenernya ngga hanya para loli, pada idol di Jepang (48Family) juga menjual kepolosan. Saking menjual kepolosan, aturan dalam 48Fam salah satunya ngga boleh pakai makeup berlebihan (out of character). Jadi, 'menodai' sosok polos dalam pikiran ini menjadi sumber fantasi mereka huhuh.

Udah ngerti yaaa, sedikit psikologis di balik kecintaan cowo-cowo pada loli. Pada cewek inosen yang gemes buat diracunin.

I'm not saying anime is bad, tapi emang harus lebih selektif dan sensitif terhadap trend yang ditawarkan. And yes, ANIME bukan untuk anak-anak. 

Loli secara visual ini mungkin kelas ringan, orang hanya suka sebatas layar kaca, bukan di dunia nyata.

Kelas beratnya adalah Daisy Destruction. Sebuah video tentang penyiksaan seksual anak yang dilakukan atas dasar keseruan dan uang. Uang, karena yang bisa mengakses video itu harus bayar 10.000$ dulu di website pedofil tersebut. Kelas beratnya adalah menyiksa BAYI, ya. BAYI. Dengan... aduh searching sendiri deh, nggak tega. Intinya video itu NYATA dan pelakunya diancam hukuman mati. Muka pelakunya baik banget cuy, ngga nyangka kalau dia salah satu sumbangsing video child porn terkeji sepanjang masa.

Peter Schully


Kembali ke masalah pedofil real-life (yang sudah dilegitimasi oleh pop culture), adalah kelainan jiwa secara medis. Kecenderungan ini - menurut Wikipedia lagi - tumbuh saat puber  menuju ke dewasa. Trigger paling kuat pelaku pedofil adalah pelecehan seksual yang dialami oleh pelaku tersebut pas masih bocah cehingga menyebabkan penderitaan dan masalah interpersonal. 

Korbannya dari umur 6 bulan dong! 

Ngga bisa di pukul rata, tapi melihat pelaku admin fesbuk Loli Candy's yang ternyata pernah jadi objek pelecehan seksual anak, ya mungkin emang begitu adanya. 

Ngga usah gue jabarin lagi, pelaku pedofil ini bisa siapapun. SIAPAPUN. SI A PA PUN. Bahkan keluarga sendiri. Om sendiri. Ayah tiri. Dan pelakunya bisa saja pria yang udah punya anak istri, keliatan normal di mata masyarakat, bisa 'bergairah' kalau lagi sama istrinya. Bisa.

Cara mereka ngelobby bocah pun ada trik tertentu. Yang pertama, ambil kepercayaan anak itu. Sebenernya itu kunci di teknik pedofil ini, makannya orang tua harus menanamkan "Kalau dikasih barang sama orang, minta izin ke mama dulu" itu karena hal ini juga.

Pedofil ngga 'kelas' kalau main culik-culikan, bius-biusan. Yang bahaya ini yang mulutnya manis. Ngajak ngeliat anjing, beliin es krim, ajak ke taman bermain. Bahkan, pedofil punya teknik "Berbagi rahasia". 

Ketika kita berbagi rahasia sama orang, timbullah rasa kepercayaan. Yang pada akhirnya si pedo ini akan blackmail si rahasia anak itu.

Ketika udah dapet kepercayaan, baru diraba-raba. Ditunjukin alat kelamin, "Ini tuh diginiin loh, coba deh kamu bla bla bla". Anak dikasih instruksi. 

Makannya, pendidikan seksual sejak dini itu penting, bisa nih baca postingan sharing gua tentang pendidikan seksual yang pernah gua alami:


Pedofil = LGBTQ?

Ini premis tergila yang pernah gue denger: Pelaku LGBT itu sama kok sama pedofil. Kalau LGBT boleh, kenapa pedofil nggak?

IN YOUR FACE.

Aduh maap aku swearing lagi, soalnya ini ngga bisa di terima sama sekali. Bahkan sampai ada lawyer Indonesia (lupa) yang berargumen bodo kaya gini:

Kenapa pedofil dicap tidak normal? Buktinya LGBT yang sama-sama penyimpangan seksual itu normal-normal aja kok. Bisa aja dia sama si anak sama-sama sayang.

PALELU.

Aduh maaf.

Gini lho, bro-bro sis-sis. Ini diluar pandangan agama ya:

LGBT itu sudah bukan penyakit secara medis. 
Pedofil itu penyakit secara medis.

Tapi yang paling penting:

LGBT dilakukan oleh orang dewasa yang sudah SADAR akan pilihannya. 
Pedofil dilakukan karena anak diperdaya, BELUM BISA MEMILIH YANG MANA YANG BAIK, belum sadar kalau apa yang dilakukan terhadapnya sebenernya super jahat.

Makannya masa depan dan mental anak tercemar karena apa? Karena lambat laun mereka akan mengerti. Si anak yang udah ngerti ini akan ke-replay terus kejadian pencabulan itu di kepalanya. Pas masih kecil mah gua jamin mereka ngga akan ngeh kalau lagi dicabulin. Tapi lama-lama akan mengakar dan jadi mimpi buruk SELAMANYA.

SELAMANYA.

Mimpi buruk pun ngga sekedar mimpi, tapi si anak jadi benci diri sendiri. Menganggap diri sendiri hina yang berujung pada self harming. Atau, si anak konsep seksnya akan terdistort. Tidak melihat seks sebagai hal yang membahagiakan antar suami istri. Or worse: trauma terhadap lawan jenis.

Atau yang paling buruk: bunuh diri.

Gitu lho. Pedofil dan LGBT itu beda. Dari prinsipnya aja udah beda. Gue ngga mau terlalu menghinakan si LGBT, tapi gue jelas-jelas-jelas menghinakan pedofil. 

Pedofil menghancurkan mental state anak. Oke, mungkin bukan menghancurkan masa depan juga karena anak pun bisa bangkit lagi. Tapi luka trauma?

Lantas, hukuman kayak gimana yang pantas buat pedo?

KEBIRI HUHUHU

Atau metong aja sekalian. Bodo amat gue dibilang main hakim sendiri. Yang gini-gini nih penyakit bumi. 

**


Sebenernya cuma mau cerita tentang "Loli" dan pandangan Pedo = LGBT. Ngga mau ngomong apa-apa lagi tentang pendidikan seksual, cara pedofil dan bla blabla karena it's so tiring. 

Kadang terlalu percaya sama orang emang malapetaka banget. Mending main ditemenin deh kalo gini ya huhuh


Menurut kalian, gimana?
Jangan lupa like fanpage aing yaaaa



19 komentar :

  1. Baca isi komen-komen anggota grup Loli di IG-nya Lambe Turah dan sumpah, ngeri banget. Pada dasarnya aku pribadi menganggap ini sebagai kejahatan seksual, sih. Sama kayak pemerkosaan. Hukum seberat-beratnya, hukum mati kalau perlu.

    BalasHapus
  2. Si pengacara sarap, haha tweetnya dah di hapus kyknya, soalnya kemarin di RT ma gw, tp ilang. Punya anak kecil sekarang makin menyeramkan ya, nahla. Semoga anak2 kita di jauhkan dari hal-hal seperti ini. Horor.

    BalasHapus
  3. gak kuat baca terusannya. Arrr gak tahulah, semoga dijauhkan dari hal buruk, aamiin.

    BalasHapus
  4. Ya Allah ngeri banget. Bahkan ternyata yg si dada rata malah jadi incaran pedo. Jahat bgt hiks
    Kasihan korbannya. Aku nggak sanggup bayangin

    BalasHapus
  5. Baca ini aku bnr2 jd super hati2 ngawasin anak. Jd inget pas di Korea kmrn mba, aku, suami ama ankku sering jalan kesana kemari. Nah, kita tuh ampir tiap hari ya ketemu ama orang2, cowo, kebanyakan bapak2, yg seneeeng bgt ama Fylly anakku. Di kereta tuh kalo ngeliat Fylly pasti mereka manggil, ngajakin senyum, ditawarin gendong.. Banyak bgt.. Kmrn2 aku mikirnya positif, 'ihh orang2 korea baik2 ya.. Sayang ama anak kecil'

    Kok aku polos bgt ya mikirnya.. Krn sepupuku yg jg ikut ama kita, bilang gini, "kok jd curiga sih orang2 sini pedofil semua. Kelewat ramah ama anak"

    Jiaaahhhhhh ga tau deh jadinya. Tp sjk itu aku berusaha ngerubah mindset jgn terlalu berfikir baik k orang2 yg blm kenal begini.. Bisa jd mksd mereka memang jelek dgn ramah k anak2

    BalasHapus
  6. Huaaa.. Tambah ngeri aja Indonesia :(kekep erat anak2..

    BalasHapus
  7. Ngeri bgt,pelaku2nya wajib disiksa dulu sebelum dimetongin

    BalasHapus
  8. Sumpah ngeri banget ini. Aku pas lihat berita itu juga rasanya geram. Dan aku setuju banget sih kalo orang kayak mereka itu dihabisi aja.

    Betewe..bukannya pelaku LGBT itu secara medis jg penyakit. Kode F kan..gangguan jiwa.

    BalasHapus
  9. Kecenderungannya memang gitu, yg pernah ngalamin waktu kecil punya potensi lbh besar untuk jd pelaku pas gedenya.. Nauzubillah.. Gilak bgt itu pengacara yg nyamaratain pedofil kayak lgbt, efek buat anaknya dia gak mikir apa yah.. Jd inget film Spotlight, itu juga gilak parah akhirnya ketahuan kasus banyak bgt kan.. Gak nyangka.. Aaah sedih gemes dan jd mual bgt ada berita ini la.. :(

    BalasHapus
  10. Syereem ih bacanya. Harus ekstra hati2, yang kita percaya bisa saja diam2 menghianati 😥

    BalasHapus
  11. Ingin ku keluarkan semua nama binatang pas lihat sc grup laknat itu, Nahla. Mereka semua sakit. Kebanyakan sih from victim to player. Salah arah.

    Sbg emak yg punya anak cewek, liat foto2 korban dg tatapan yg polos itu mentalnya sdh diancurin, bikin sedih, dunia pasti sdh gila.
    Makanya kalau hukumannya aku setuju dengan bunuh saja, simpel & efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  12. iya bgt yg LGBTQ = Pedofil. lah kan tol*l. LGBT secara mereka kalo punya pasangan ya pasangan itu sama sama sadar, sama sama sayang, gak kayak pedo yg butuh tipu daya muslihat pancingan dsb dsb dsb. bego bgt yg minta ekualisasi antara pedo dan LGBTQ. ih sumpah deh ngeri bgt liat grupnya, orang2 kayak gt cocoknya dibakar hidup2

    BalasHapus
  13. Kalau lihat anime atau manga ada cewek2 loli gitu, sy juga biasa aja, malahan temen deket banyak banget yg tipe2 loli, kalau dulu suka sambil bercandaan kalau tipe sahabatku tuh ya loli. Tapi kalau dalam konteks seksual yg lagi marak saat ini, itu sih !@#$%^&(!@%$. Sakit jiwa, perusak masa depan dan harus dibumihanguskan dari dunia. Pernah baca dimana gitu, dengan mengebiri justru akan memicu tindak kriminal, karena ketidakmampuan menyalurkan hasratnya. Baiknya sih yg begitu hukum mati saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini penyakit mental..gue juga pedofil rasa tertarik ama ank kecil...tapi gue belum bego mau hancurin masa depan ank kecil yg ngak bersalah

      Hapus
  14. nahh jadi jelas kan bedanya LGBT sama pedofil

    BalasHapus
  15. Pedofil itu kejahatan seksual soalnya anak2 kan murni gak tau apa2 hiks. Moga anak2 kita sennatiasa dilindungi ya mbak aamiin

    BalasHapus
  16. Berat amat jadi ibu jaman sekarang..bahaya mengintai dari segala penjuru..pedofil, sodomi pd anak laki", permen narkoba..etc. wajib waspada memantau anak" anytime anywhere. Btw..makasih tulisannya mba nahla, jd tau sisi lain jepang

    BalasHapus
  17. Gue seorang pedofil bro..tapi gue belum ape tega ngelakuin hal super jahat ama ank ank yg ngak tau apa apa..tapi gue cuman teransang bila melihal ank lingkungan 12-14 tahun..gue pikir ini masalah mental..tpi gue masih tertarik ama perempuan dewasa dan masih ngejalanin hidup normal

    BalasHapus

Halo..
Semua komentar akan dimoderasi, jadi jangan kasar-kasar yaaa...
Kritik dibolehin lah pastinyo, cuman yang membangun eaaa~

Back to Top