Categories

SOCIAL MEDIA

Kamis, 27 Oktober 2016

#SassyThursday - Pamer, lu!

Bukan, itu bukan nama anak-anak gua ya (pamer, riya, hasad) walaupun namanya kaya nama manusia.
Jadi lagi heboh banget kan video opini.id tentang bekal makan siang para orang-orang kaya tukang ojek, pemulung segala macem. Bekal dalam nasi bungkus hanya makan bawang dan garam sebagai lauk :(

Baca punya ka Icha:



Tapi yang bikin ENEK. gua bold ya: ENEK. Adalaha kata-kata pembukanya, semacam: "Disaat kita semua pamer makanan di socmed hanya demi like". Gue langsung punya firasat buruk aja terhadap isi komennya, ya bener aja ternyata, banyak yang setuju bahwa kalo lo foto-foto artinya lo PAMER.

Ini agak kontradiktif sama tulisan gua yang "Pamer ASI". Ga bakal gua hapus juga karena anggep aja ini sebuah pembelajaran dan rekam jejak pola pikir gue yang bisa kalian simpulkan seperti apa kedewasaan gue sekarang. Jadi sebelumnya gue minta maaf kalau terkesan kontradiktif dan terlalu 'dicocok hidungnya' dengan mood sendiri. Giliran gue yang iri, kalian salah. Giliran gue yang show off, kalian salah. Ya namanya juga idup. Sekali lagi mohon maaf banget kalau ngga berkenan, ya!

Karena pingin menyediakan sudut pandang, gue ceritain dikit dulu tentang diri sendiri.

Gue Nahla, beauty/mom blogger yang kadang bahas lifestyle. Kalo lo liat blog gue, lo bakal ngeliat tons of my selfie, tons of my makeup, foto-foto gue di event serta hidup gue yang bisa disimpulkan sendiri.
Gaya bicara gua juga congkak, that's why 2000 member KEB, yang follow gue mungkin cuma 3-5% karena ngga semua orang cocok dengan bahasa gue.

Kalau liat Instagram gua, ngga jauh-jauh. Selfie - cosme - anak - keluarga. Ngga pernah gua posting tentang pemain basket.

Jadi kalian bisa bilang kalau gue golongan yang suka 'pamer', suka 'sharing'.

Lalu isi foto gua juga ngga jepret lewat hape langsung upload, seringnya pakai kamera dan di edit dulu. Dipilih dulu biar cantik.
Gue adalah orang yang terobsesi dengan estetika, art dan visual.
Dan ya, gue enjoy dapet likes. Gue cari foto yang sebisa mungkin peluang likes dan followersnya bakal banyak dateng.

Silahkan dinilai kepribadian gue seperti apa. Mau dibilang dangkal ya terserah kalian, mau dibilang hedon terserah kalian.

Tapi.
Tapi.

Gue NGGA PERNAH upload itu semua untuk menunjukkan bahwa diri gua lebih dari orang lain, mengecilkan orang lain apalagi sampai nyindir orang lain di depan umum terutama socmed.

Gue ngga pernah upload itu semua demi rasa superior gue, demi melebarkan social gap.
Gue pingin keliatan cantik, berkelas dan punya jiwa seni yang bagus. Tapi gue ga mau merasa mengecilkan orang lain, bahkan membatin, "Ih ini orang (maaf) kere banget sih?". NGGAK.

Membatin atas harta orang lain yang ngga sesuai standar, membatin atas makanan orang lain yang ngga kaya Buzfeed Tasty, membatin atas gaya hidup orang lain yang kalo kata orang 'tidak seberuntung kita'. Membatinpun gue ga pernah.

Karena gue tau, busuk itu dimulai dari hati.

Membatin karena orang kelewat sombong, pernah.
Membatin karena orang menjelekkan orang lain, pernah.

Tapi hanya karena gaya hidup yang berbeda? Nggak. Tapi pernah sih ngiri liat orkay orkay di Instagram, zzz hidupku penuh kontra.

Gue upload itu semua pasti ada rasa ingin dipandang sebagai orang yang cantik lah, feednya bagus, jiwa artistik yang kental. Tapi ya sebatas seputar gue aja. Gue ngga mau bikin pandangan untuk memuji gue tapi mengecilkan orang lain. Ngerti maksudnya, nggak?

Gue ga mau bikin status, "Aduh ibu rumah tangga kasian banget, kalo kaya gitu sanggup ngga sih buat beli lipstik?". Jijik juga.

Gua ga mau nimbrung di komen orang, "Kalo aku sih koleksinya udah 600 juta lipstik nih hehe" padahal lagi ngga bahas itu.

Itulah yang gue sebut pamer. Ngeboast diri sendiri di lapak orang lain, ngeboast diri sendiri berlebihan, mengecilkan suatu golongan tertentu.

"Hari ini alhamdulillah masak kangkung. Dibanding mereka yang foya-foya makan di luar ^^". Itu sombong dan nyinyir juga. Sombong atas kesederhanaan, merasa LEBIH dari orang lain.

Di kamus gua, sombong itu yang sifatnya terlalu mengagung-agungkan diri sendiri seakan mengecilkan orang lain. Dan gue emang sering aplot selfie, bercanda dengan kalimat kayak, "Tetep aku lah yang paling cantik huhuhuhh", tapi semua juga tau itu dalam konteks bercanda :) karena bercandaan gue songong.

Tapi akan menjadi songong beneran ketika kita berkomunikasi dalam konteks ngga bercanda, namun kita membanggakan diri sendiri berlebihan.

Berbicara tentang niatan gue untuk aplot selfie, kosmetik. Ya kaya gue bilang, keinginan di like pasti ada, keinginan dipuji cantik pasti ada, tapi alasan utama gue bukan itu.

Gue cuma pingin berbagi..
Cuma pingin menyebarkan konten yang positif (NGGA NEGATIF KANNN LOL)
Cuma mau nunjukin gambar yang gue suka, foto yang gue suka, selfie mana yang gue suka, makeup yang gue suka.

Gue cuma pengen nunjukin dunia gue, isi kepala gue, selera gue.
Dan gue sendiri yakin gue ngga berlebihan. Gue ngga foto dengan bon-nya. Terserah kalau kalian mau foto bon juga, itu hak kalian. Gue punya standar mana yang menurut gue 'pamer', tapi itu untuk disimpen dalem diri sendiri aja, bukan buat gue umbar.

Ngapain gue umbar, nambah-nambahin ketegangan dalam bersosial aja. Ya sure ada beberapa guidelines dalam 'pamer', gue ga suka ketika orang lagi foto di xxx, orang udah foto sama xxx, orang foto lagi xxxx. Cuman ya yaudah, untuk diri aja.

Dan ya, itulah fungsi social media. Untuk nunjukin lo siapa, apa yang lo suka.

Lagian ngga usah disebutin cirinya, kerasa kok orang yang posting cuma buat pamer. Kerasa kok orang yang selfie penuh kesombongan. Keliatan kok mana yang sharing mana yang bener-bener songong ngerendahin orang lain.

Kembali ke posting foto makanan. Lu mau posting foto makanan? Silahkan! Lo mau foto doang tanpa ada caption berbagi resep? Silahkan! Lo berharap pujian? Boleh sah-sah aja, semua orang suka dipuji. Semua orang suka diapresiasi. SILAHKAN

Karena socmed memberikan kebebesan untuk posting, maka ia memberikan kebebasan untuk unfollow, unfriend, report. Adil, kan?

Youtube itu bebas mau upload apa aja, tapi ingat, ada tombol dislike.

Gua ga mau nilai yang mana yang riya, yang mana yang sirik, yang mana yang pamer. BEBAS silahkan diartikan sendiri.

Tapi gue ngga respek ketika orang seakan-akan tau niat orang lain. Orang seakan-akan judge gue sebagai pamer semata padahal (ada sih unsur itu, cih harus cepet-cepet diilangin) gue seneng publish hal-hal cantik yang eye candy, hal-hal yang indah dilihat orang mau itu cuma ilustrasi gue, selfie gue, foto produk, foto keluarga. Gue seneng berbagi hal yang menurut gue bagus.

Gue seneng 'mengajak' pembaca ke dunia gue. Itu poin gue dalam bersocmed. Begitupun dengan blogger lain yang niatnya ngga lain ngga bukan hanya membuat 'dunia' sendiri di internet.

Gue ngga seneng publish foto yang terlalu private, ngga seneng publish foto yang real-time dan menyangkut keluarga makannya foto lebaran gue selalu telat.

Overall itu semua cuma sudut pandang. Itu semua cuma preferensi. Itu semua cuma dari cara kita menilai.

Bebas silahkan kalau ngga suka ngga apa-apa, kalau kamu ngga tertarik duniaku ya ngga apa-apa. Tapi tolong jangan jadi mini-God yang seakan tau apa isi hati kami. Keluarga kami aja belum tentu tau apalagi kamu.

 Kalau kalian emang ngga suka cara si A bersocmed (tanpa si A yang ngga ganggu kalian) ya kalian simpen aja sendiri.

"Nahla suka selfie ya, ih gitu deh. Aku ngga mau ah sering selfie kaya dia", bebas. Tapi disimpen dalam diri sendiri aja, jangan ngehasut orang dan ngebuat udara socmed jadi ngga sehat dengan nyindir-nyindir no mention dan 'ngebuat pasukan'. Situ bukan Nyi Roro Kidul yang punya pasukan loyal.

Selama dia ngga ngerugiin dan ngejelekin siapa-siapa, lu gausah ngegas. Berkelas aja jadi orang. orang yang pendiriannya mantep mah gabakal sebel cuma gara-gara temennya lagi makan di Sushimasa. Ngiri sih iya ngaku aja elah. Tapi untuk menuduh temen kita pamer? There's something wrong in your head kalo cuma foto doang dibilang pamer.

"Tapi kan itu pencitraan".
LAH SEMUAAA ORANG DI DUNIA INI PASTI PUNYA TOPENG YANG DIPAKE DI SOCIETY. Sadar!

Pencitraan itu kita ngelakuin hal yang ngga disukai bahkan palsu untuk menyengakan orang lain. Tapi kalau foto di tempat makan, dia suka foto, dia jujur bahagia, dia ngga 'menyenangkan' siapapun selain dirinya sendiri, ya apanya yang pencitraan?

"Berarti dia buat image suka makeup mahal"
Ya itu kan persepsi lo. Itu image yang lo tangkep. Itu cuma impression lo. Kecuali si pemilik akun bilang, "Gue mah sukanya makeup mahal doang". Ya lo boleh bilang hal itu. Karena lo cuma mengutip. Dan menurut gue itu sombong, menurut gue.

Kalo lo bikin kesimpulan-kesimpulan sendiri. Oke terserah, tapi disimpen sendiri aja jangan dibikin status (padahal tadi gue bilang kalo kalimat, "Suka makeup mahal doang" itu sombong zz. Tapi itu emang udah jelas bernada sombong kan? YAGAKSIH HAHAHHAHA  au ah sotoy parah).


Intinya :
Kalo ngga suka mah unfollow
Jangan sok tau niatan hati orang
Daripada sirikin feeds orang lain, mending bagusin feeds diri sendiri.



31 komentar :

  1. Hahaha aku juga suka loh kalo dapat like banyak di instagram, mampir ya ke @endahapril *malah promosi* *dijambak* tujuan upload makanan di instagram kalo aku karena pingin ada arsip digital pernah makan ini ini ini. kebanyakan makanan korea karena aku terobsesi korea-koreaan. XD terus sama foto-foto pernah pergi ke tempat wisata itu itu itu biar inget "oh aku pernah pergi ke itu itu itu", solanya kalo disimpen sendiri di laptop bakal lupa momen-momennya. hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Arsip digital juga berguna banget kalau gadget kita ilang..

      Hapus
  2. ada sih blogger yg terang2an bilang iya saya suka pamer...memang kenapa ya..haha
    mnrtku pamer itu lbh ke perbuatannya, kalau niat positif/nggak yang tau cuma msg2 orgnya.. pemirsa ada yg nyaman dgn itu ada yg tidak...kalau yg nyaman ya akn anggap biasa2 aja..soal sebaiknya pamer atau nggak semua tergantung pencarian tujuan hidup masing2 orang ya..selalu akan seperti itu..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya yg aku kurang suka orang suka nebak2 niat orang lain ;)

      Hapus
  3. Hahaha. bodo amatan ah sm yg bilang begitu. Trus ada yang foto anak, bilangnya "pamer anak. Nggak kasihan sama yang belum punya anak??" wtf. :))

    gue sendiri termasuk suka foto makanan, Why? share aja, dokumentasi sih. Selebihnya terserah orang lah yg menilai. Keluarga gue punya catering, promosinya yaa foto makanan trus dipublish. Kalo gak gitu, gimana pasarnya bisa luas? Jual makanan kan' dari tampilan dulu.

    Pernah share foto makanan di warung yang sepi, abis itu warungnya jadi rame sampe sekarang. Trus yang kayak gini dibilang pamer?
    Ah.... namanya juga netijen, ada aja sih yang negatip muluu :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaasa ngga selalu negatif yass aplot2 foto makanan

      Hapus
  4. Aku kemarin liat videonya tapi gak tau kalo dari Opini.id,, kayaknya konten yg dibuat ditujukan biar viral lewat hal-hal yg emang gampang dimakan gitu aja sama masyarakat.. cukup tau..

    Kalau kata young lex, O Ya Aja Kaan.. wakaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk mba Riska, gara2 komen ini jd makin pinisirin sm si Lex noh :)))
      Ow ow aza emang.

      Btw, zaman sekarang mah mo bener mo salah tetep aja dinyinyirin >.<

      Hapus
    2. OWAZAYAKANNNNN hahhahahah! Iyaaa begitulah 2016 yaaa

      Hapus
  5. kalau mnurutku posting itu emang ada sekian persen niat pamer sih. hehe... nujukkin ke semua orang. Nah tergntung mood nya yang liat sih. Kalo lagi gak mood, bakal iri. Kalau lagi mood, mikir, waah aku kudu bisa begitu.
    Bisa jadi motivation. Cikiciw...

    Ya gimana dong, share2 mah pasti tujuannya share dan.. pamer sih wkwkw...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa aku juga ga menampikkan bahwa aku juga suka dapet likes, suka dipuji segala macem :p tapi kurang suka kalau ada yg nebak2 manggis lol

      Hapus
  6. Agak aneh sih kalau nggak suka sama orang pamer, tapi mainan sosmed. Ya sosmed kan memang tempat pamer. Ya mulai dari pamer makanan, pamer makeup, pamer anak, pamer gaya hidup, dll. Termasuk pamer gaya hidup sederhana, pamer gaya hidup agamis, pamer gaya hidup sehat, dan masih banyak lagi.
    Tapi banyak orang nggak mau sih ya dibilang pamer. "Saya tujuannya berbagi, bukan pamer!" #benerinjilbab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahahaha iyah double standard gitu. Bilang "nggak usah nyinyir" ternyata bikin postingan ratusan kata yang isinya juga nyinyir.

      Tapi nggak nyinyir kalik yam.. Cuma mau meluruskan persepsi.


      Sambil nyinyir.

      Hapus
    2. Iyaa bener ka Arum. Aku juga ngga menampikkan diri kalau aku ada sedikit rasa pingin nunjukkin sesuatu, tapi yg bikin aku sebel ketika ada orang yang nebak2 niatan orang lain. Aku pribadi suka nunjukkin, tapi pamer bukan motor utama aku sih

      Hapus
  7. Sepertinya aku ketinggalan sesuatu yang lagi heitzz lagi -_-

    Ini tentang foto makanan, ya?
    Aku enggak ngerti kenapa gara2 upload foto makanan bisa jadi seribet ini \-_-/

    BalasHapus
  8. Salam mbak...tetap posting mbak photo2 nya..perspective orang beda beda..selama dia berpikir negativ akan tetap negativ loh..masak kita mau mundur gegara oranglain nggak suka kita ngehits ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Dewiii aku sukaaa baca kehidupan mba di Denmark ketemu mertua!
      Teep maju terus yaa hits gahhahah

      Hapus
  9. Saya malah gak tau kalo ada yg sesirik dan senyinyir itu. Jadi ada ya?...... kasian yak... sirik tanda tak mampu😆

    BalasHapus
  10. Setuju sih setiap orang punya prespektif yang berbeda kalo mereka nangkepnya kayak gitu ya bukan kita juga yang salah..ga ada yang suruh mereka liat postingan di social media..saya juga setuju semua orang punya topeng kok di society. Ya masak semua aib hidup dan aib keluarga di umbar semua di society kan ga mungkin...keep sharing mbak :)..kita ga bisa menyenangkan semua orang pada akhirnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalimat terakir bener banget. Thanks for reading ya!

      Hapus
  11. kirain udah gak ada yang sirik2 di medsos :))

    BalasHapus
  12. sepertinya saya kurang "pamer" deh...belum ada yang nyinyi soalnya hahahay. tetep semangath Mba...enjoy your life ^^

    BalasHapus
  13. Kalo gamau liat orang pamer yaudah jangan punya sosmed. Gausah beli smartphone. Pake hp biasa aja yg poliponik wtf itu cuman buat sms and call. Tinggal di hutan. Bahagia deh sudah.

    BalasHapus
  14. Iya, liat tuh iklan soal yang nasi bungkus itu. Pdhl niat upload makanan, ada dimana, tidur dihotel mana, pakai baju apa...niatnya kadang kepengen bantu usaha atau hasil karya orang itu bisa di ketahui orang dan biar makin laris . Ya ga....positif thingking aja lah

    BalasHapus
  15. Aaaak supeerb. The Golden Ways By Nahla. Soale aku sering jadi korban nyinyiran begini efek foto IG atau post blog. Yg begitu2 justru bkn dari Igers aktif atau blogger. Temen sekolah misal.

    BalasHapus
  16. Aku lumayan sering jadi korban nyinyiran gini dan kalau ketemu kayak dikomenin gitu lagi. Tapi yaudahin aja lah ya. Anggep sebagai pelajaran untuk sabar ngadepin orang dan kadang malah jadi sneyum2 sendiri dengan tebakan mereka yang jauh dari kenyataan hidupku. Hehe

    BalasHapus
  17. Adakah tombol "like" or "love" di blog?

    BalasHapus

Halo..
Semua komentar akan dimoderasi, jadi jangan kasar-kasar yaaa...
Kritik dibolehin lah pastinyo, cuman yang membangun eaaa~

Back to Top