Categories

SOCIAL MEDIA

Kamis, 22 Juni 2017

#SassyThursday: Atas Nama Passion


ATAS NAMA CINTA IYEDEEEEH

Kali ini bahas passion ya, sebenernya ini tema yang bagus banget. Karena bisa membakar semangat gue saat nulis, but at the same time: banyak juga orang yang nulis tentang hal ini.

Passion, kerja dengan passion. Apaan sih passion? Passion itu gairah. Eh puasa wey, ngomongin gairah-gairah wae.

Gairah untuk sesuatu. Sesuatu untuk ditekuni, dicita-citakan, diperjuangkan, dipelajari. Itulah passion. Hal yang kita kejar dengan ikhlas sepenuh hati. Passion itu yang membuat spirit kita terbakar. Sesuatu yang rela membuat kita bangun and gepret our self to death hahaha :’(

Baca punya ma frends lah:
Grace Melia: Mencari Passion
Windi Teguh: Menemukan Passion
Ngomong-ngomong tentang passion sendiri, gue dalam fase mencari jati diri. Karena apa? Karena potensi dan interest gue terbagi menjadi beberapa hal. Not that i hate it, I LOVE IT. Tapi ketika lu mencari masa depan, ya enaknya sih fokus pada satu bidang. Passion gue dibreakdown menjadi berikut:
-Gambar
-Ngeblog (nulis)
-Making music

Lalu gue bingung: apa yang membuat gue gepret myself to work harder? Karena di bidang yang gue sebut, gue sama-sama gepret myself kok, tapi dalam ‘jenis gepretan’ yang berbeda.

Dalam gambar, gue seneng liat tutorial. Gue semangat belajar banget kalau tentang gambar! Gue rela habisin tabungan untuk tool gambar, mantengin dokumenter (ini jarang banget!). Di buku catatan gue pun, semua isinya gegambaran. Di partitur biola halaman belakang, di mana kek di mana kek. There’s always my drawing.

Dalam ngeblog, ini hal kedua yang gue tancapkan komitmen cadas setelah main biola. Ya, setia selama 3 tahun itu menurut gue cukup WAW. Setia, berkomitmen, ‘istiqomah’ ngisi blog. Ngga lupa juga tertarik untuk belajar dikit-dikit tentang EYD, coding diki-dikit, SEO.
Curiosity gue ngga segetol gambar sih, tapi gue seneng mengurus blog. Gue seneng dalam taraf commited.

And… am i talented at writing? Ga tau sih. Tapi dengan adanya kalian-kalian polowersku, ya kayaknya tulisan gue asik-asik aja ya.

Dalam aransemen/composing musik, gue bossy banget. I know the way, i know what to achieve in my works. Untuk kegetolan mah udahlah ya, aku rela banget ninggalin Mabi ampe malem cuma buat kelarin rekaman. And i don’t feel guilty. Ya karena gue juga ngga tiap hari kan ninggalin Mabi sampe malem?

Untuk curiosity sendiri, gue selalu dengerin lagu untuk referensi dan ambil kelas tambahan lagi di tempat kuliah. Gue juga enjoy banget kalau disuruh bikin aransemen baru. Gue merasa: I THINK THIS IS WHERE I BELONG T_T

Cara menemukan passion gimana sik?

Meninjau kembali ‘passion’ gue, ternyata ada 1 benang merah:
I love to create things.

Gue suka dikasih space kosong (partitur, tulisan, kertas) dan disuruh isi dengan apa aja. APA AJA. Gue suka diberi kebebasan. Gue suka ketika inovasi dan ide gue didengar dan diwujudkan. I just love to make my imagination comes true.

Jadi sejauh ini, passion gue ngga berupa 1 bidang. Tapi berupa 1 aktifitas: creating.

Creating content, music, artwork. Anything.

Kalo kalian bingung passion kalian apa, coba temuin dulu, sukanya aktifitas garis besar yang kaya gimana?
Analyzing? Supporting? Calculating? Socializing?

Walaupun creating juga ada poin dimana harus bisa analyze, tapi ngga semua orang yang suka meng-analyze suka membuat sesuatu.

Mungkin harus mengenali diri sendiri dulu. Caranya gimana? Ikut teamwork. Entah berorganisasi di OSIS, pensi, komplek kelurahan, apa kek, be a part of the team.
Setelah itu, pasti keliatan deh kita mau ‘prefer’ jadi apa.

“Ih enak ya seksi konsumsi, bisa kasihin orang makan. Kayak jadi key player gitu, supportive banget”

“Enak ya jualin tiket, bisa promosi kemana-mana, jualin di berbagai tempat, interaksi sama pelanggan”

“Gile yaaaa anak seksi acara, ngatur-ngatur flow dan nyusun rundown”
Or simply, you just want to be the leader of your team.

Maka dari itu, team work harus diajarkan sejak dini, karena itu bisa jadi salah satu jalan anak untuk menemukan ‘garis besar’ passionnya.

Kalau uda tau mau jadi ’seksi’ apa dalam hidup? Ya tinggal explore yang mirip-mirip sama kesukaan mbak/mas.

Suka supporting role? Coba jadi psikolog, dokter, ibu rumah tangga, public servant gitu lah.

“Aduh aku belum tau banget :(“

Ya kalau belum tau, harus cepet-cepet dicari tau. Apalagi kalau umurnya masih remaja - dewasa muda. Mumpung masih muda, ayo eksplor bidang lain. Keliru mah ngga apa-apa, justru karena masih muda ya harus banyak keliru. 

Mending salah saat eksplorasi masa muda daripada terjebak tanpa passion di masa tua. 

Ngelakuin pekerjaan sesuai passion yang diminati itu ngga hanya membuat kalian bahagia. Tapi membuat kalian feel accepted on society, FEEL ALIVE, cherish every single day.
Ngga hanya itu, lembur pun rela. Lembur, digaji, enjoy pula hahahah. What’s not to love?

Tapi bagaimana dengan dukungan orang tua?

Ada temen gue (Gilang. Baca blognya ya!) yang punya passion sebagai pemain drum. Passionnya ini didukung banget sama bapaknya. Bapaknya sendiri adalah.. komisaris utama sebuah bank. Pokoknya bankir kelas kakap lah. Kalau mau ngikutin stigma bapak-bapak kantor, harusnya Gilang udah disekolahin di bidang yang ngantor juga. Tapi ini nggak! Bahkan bapaknya minta Gilang untuk mencari bidang yang berbeda darinya.

*Terus gue nangis terharu*

Bidang ‘otak kiri’ selalu dicap lebih banyak chance of successnya dibanding bidang ‘otak kanan’. Makanya banyak yang ngga setuju kalau anak (terutama anak laki) menekuni bidang otak kanan tersebut.

Padahal? Padahal ya sama aja.
Sama-sama harus digepret.

Sama-sama harus diajarkan komitmen, ditegaskan untuk selalu rajin latihan, digeber terus.
Kalau si otak kiri ini dikasih buku latihan fisika setebel kerak bumi agar ia pintar, maka si otak kanan ini juga harus dikasih buku latihan rumit.
Kalau si otak kiri ini digetolin les terus, maka si otak kanan ini juga harus dicemplungi ke komunitas secara dinamis.

Siapa yang paling rajin, paling usaha buat cari kerja, ya itu dia yang akan sukses (secara materiil or whatever).

Jadi effort mendidik anak olimpiade fisika sama anak kompetisi biola ya sama aja sebenernya. Ngga ada tuh yang namanya, “Ih enak ya anakmu ‘cuman’ main biola, santai.. anakku dong bimbel mulu dari sahur ampe lebaran taun 2037” GAADA. Bidang fisika tidak lebih rumit dari bidang seni. Bidang otak kiri tidak lebih sibuk dan stressful dari bidang otak kanan.

Yang bilang gitu artinya belum pernah buat poliphony :(

Karena orang tua yang ngga mendukung dan geber anaknya, akan menghasilkan anak yang biasa-biasa aja apapun passion dan bidangnya.

So untuk kesuksesan anak dalam mendalami passion, menurut gue ngga ada salahnya kalau difasilitasi dan diberi bimbingan secara benar oleh orang tua.

Karena banyak banget kok musisi yang sekali show 4 lagu nembus 3 juta. Dan itu bukan musisi kelas diva, itu baru musisi kelas intermediate gitu. Kalo kelas diva bisa 60 juta kalik.

Ya intinya gua ga mau ngomong macem-macem lagi sih. Mau berhasil ya harus kerja keras. Maka dari itu, mengejar passion itu sama sekali tidak salah dan tidak usah dikhawatirkan selama ia ingin terus mengejar, lari-lari bonyok-bonyok.

Ngejar passion sama ngejar standar society emang sama-sama capek. Tapi choose your capek. Lebih worth it mana?

10 komentar :

  1. Huah....emang ya gie aja masih 'cari2' Passion gitu (gaya) wkwkwkwk, lebih happy mengejar passion kali ya daripada standar society yang...gitu deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa emang harus dicarii biar agak beda juga sama standar society

      Hapus
  2. Jika saja, saya bisa menulis artikel sekeren ini, saya pasti deh akan punya banyak uang dan banyak rumah dimana-mana :D buahahaa ngimpi kali yaa kak ^^, tapi saya akui kalo tulisan dan atau ulasan kakak yang satu ini sungguh mempesona dan sangat menginspiratif sekali loh!

    BalasHapus
  3. Passion ini emang jadi sesuatu yang besar buat aku sekarang. Karena selama ini pasrah aja mau jadi apa. Now I know what I want.

    Suatu saat pas punya anak, aku mau bantu dia cari passion yang dia suka. Apapun itu asal tekun, aku yakin pasti ada jalan rejekinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, enak yaaa kalau udah tau kita mau ngapain :D

      Hapus
  4. Wah mencerahkan ini, bisa dibuat benang merah ternyata..sip2

    BalasHapus

Halo..
Semua komentar akan dimoderasi, jadi jangan kasar-kasar yaaa...
Kritik dibolehin lah pastinyo, cuman yang membangun eaaa~

Back to Top