Categories

SOCIAL MEDIA

Jumat, 13 Mei 2022

Terkadang, Usaha Mengkhianati Hasil


 “Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil”, kata mereka-mereka yang memotivasi orang-orang yang kerap gagal dalam kehidupan. Jujur aja, kalimat ini sangatlah powerful dan memberikan rasa tenang, terutama untuk mereka yang sedang ada di dalam titik terendah. Kalimat ini menyemangati mereka untuk ‘sabar dulu, semua ada waktunya’.

Which is true.

Tapi, ngga juga.

Bagaimana dengan mereka-mereka yang sudah belajar mati-matian untuk masuk ke akademi, namun harus tergeser karena bukan dari keluarga yang mampu? Oh sorry, kadang status mampu aja ngga cukup, tapi harus berkuasa. 

Bagaimana mereka-mereka yang selama 2 tahun di rumaaah doang, ngga kemana-mana, kerja online, gofood terus, isolasi mandiri, namun tetap terkena covid?

Bagaimana mereka-mereka yang ngga belajar tapi tetep masuk peringkat 5 besar, sedangkan kita yang mati-matian belajar, masuk 20 besar aja ngga?

Terkadang, usaha itu ngga cukup.

Butuh bakat alami, butuh duit, butuh lahir dari keluarga yang berkuasa, butuh kecerdasan bawaan orok, butuh hoki WKWKW. (kalo saya sih, kurang di hoki wkwkwk)

Kita selalu butuh goals untuk melakukan effort. Kita pasti punya tujuan, makanya kita berusaha. Kita selalu kejar apa yang jauh di depan mata kita, agar kaki kita lebih kencang lagi untuk berlari. WE CRAVE FOR THAT GOALSSS.

Goals, atau tujuan, ngga hanya membangkitkan rasa berlari kita, namun memberikan gairah dalam menjalani kehidupan. Untuk apa hidup tanpa tujuan? Maka dari itu, mari semangat mengejar goals kita, dengan berusaha. Begitu, kan?

Selama ini, gue merasa bahwa effort hanya bagian dari mendapatkan goal. Effort is just an effort. Kalau goal-nya ngga dapet, effort kita sia-sia. Nilai effort, berbanding lurus dengan nilai goal. Kalau goal ga dapet, nilai effortnya jadi gugur. Kalau goal nya gol (wow permainan kata) maka effort kita layak dipelajari khalayak ramai dengan video TikTok berjudul “5 Tips Masuk Perguruan Silat”.

Terus kalau ngga gol? Capek. “Hadeh tau gitu gua main gensin impek aja di rumah”, begitu kata Nahla abis lulus S2.

Males kan kalau sesuatu yang kita upayakan ga kita dapetin? Males.

Maka itu, mari kita putus rantai hubungan antara “usaha” dan “hasil”.

Usaha memang hal yang otomatis kita lakukan untuk menuju satu hal, namun mari kita lepas hukum sebab-akibatnya, mari kita lepas keterkaitannya.

Kalau kamu usaha, belum tentu dapet hasil.

Kalau kamu bikin CV dan portfolio buat apply jadi Illustrator, belum tentu kamu keterima,

namun,

setidaknya kamu punya CV. Setidaknya otakmu kepake untuk bikin portfolio ngelamar jadi illustrator, setidaknya kamu belajar nulis cover letter, setidaknya kamu produksi desain baru.

Kalau kamu usaha, belum tentu dapet hasil.

Kalau kamu bikin konten musik untuk menang lomba, belum tentu kamu menang.

Namun,

setidaknya kamu belajar cara home-recording, produksi video musik ala-ala, belajar mixing-mastering ala-ala, dan menelurkan konten baru untuk jadi portfoliomu.

Iya, memang, ngga ada yang lebih HUWAWWW dari mendapatkan gelar juara. I know the adrenaline rush dudeeee ketika nama kita terpampang sebagai salah satu pemenang; validasi diri kalau kita berharga, pamer, pembuktian ke orang tua, menorehkan prestasi untuk diri sendiri.

Tapi, untuk kebaikan mental kita bersama, boleh gak kalo kita juga mencari adrenaline rush ketika sedang dalam prosesnya?

Gue pikir itu ide yang bagus. Kita harus semangat dan excited sama ilmu dan pengalaman baru ketika sedang berusaha, kita harus bisa ‘mengenyangkan diri’ dengan temuan baru ketika kita lagi eksplorasi, kita harus semangat, bukan hanya karena ingin menang, tapi semangat akan berbuat sesuatu.

Kalo kata orang, nikmati perjalanannya, bukan hanya tujuannya....

Sehingga, iya, usaha kadang menkhianati hasil.

Tapi screw hasil lah, kalau kita udah sampe tahap ‘berusaha’ artinya kita masih jadi manusia yang berupaya, berdaya, punya gairah, punya otak, punya otot, punya harga diri; manusia yang komplit.

Maunya sih bilang, “kita tidak didefinisikan oleh prestasi dan pencapaian kita, tapi kadar manfaat kita sebagai manusia yang baik”, tapi Mevlied Nahla si over achiever ngga relate sih sama kalimat tersebut, ya nanti-nanti deh ya.

2 komentar :

  1. Bener banget ga semuanya selalu berhasil, tapi ya ga boleh menyerah ya walaupun usaha mengkhianati hasil. Tetap semangat mencoba lagi, terima kasih sharingnya.

    BalasHapus
  2. Terimakasih kak

    BalasHapus

Halo..
Semua komentar akan dimoderasi, jadi jangan kasar-kasar yaaa...
Kritik dibolehin lah pastinyo, cuman yang membangun eaaa~

Back to Top